Senin, 27 September 2010

Egoisme di kalangan remaja

Meningkatnya sikap mementingkan diri sendiri "egois" kini telah merajai dunia global. Ego yang tinggi telah menglahkan sikap tulus memeberi yang telah ditanamkan oleh orang tua kita saat kita masih kecil dulu.
Munculnya sikap egois dikarenakan pengaruh kebudayaan dan pengaruh lingkungan fisik yang menekankan seseorang untuk hidup mandiri. Terkadang tak sedikit orang yang memandang hidup mandiri sebagai artian bahwa hidup harus sendiri, tanpa di campuri urusan orang lain.
Mengglobalnya tuntutan hidup mandiri merupakan salah satu alasan utama kenapa para remaja sekarang cenderung memikirkan dirinya sendiri dari pada memiliki sikap inisiatif untuk membantu orang lain.
Semua bantuan dihitung dengan materi. apabila tidak menguntungkan,, kenapa harus dilakukan??. itulah yang membuat sikap egois berkembang dalam diri remaja sekarang ini. Tak jarang mereka memanfaatkan kesempatan untuk mendapat keuntungan dari menolong sesama. apakah memang benar bahwa perhitungan yang matang itu akan membawa kesuksesan?
Kalau dipandang dari sudut ekonomis memang benar. perincian yang matang akan membawa seseorang menjadi orang yang cermat dalam mengatur arus uang. kecermatan itu akan menghasilkan ketepatan dalam mengelola sumber daya berupa dana.
Sedangkan kalau kita melihat dari segi psikologis, tentu sikap "memperhitungkan" itu akian membawa dampak yang jelek bagi psikisnya. Itulah kondisi awal munculnya sikap egois.
Pengalaman saya dalam mengamati rekan saya saat saya menginjak bangku kuliah merupakan secuil bukti yang dapat teramati. Betapa pentingnya hidup mandiri dan apa-apa sendiri. Namun pasti ada titik tertentu dimana seseorang akan butuh bantuan sesama, begitu sebaliknya.

Translate