kadang badai datang
bagai tiupan angin pada sang lilin.
malam ini pun mulai bercerita
antara duka dan kecewa pada tirani
terlebur dan mencabik benih harap ku
lantas apa yang masih terpikir
bias air tuba membentengi diri
renungan asa kini tertimbun luka
tulisan cita pun jadi tak berharga
sesekali coba menderita
miliki jiwa yang telah terlupa lama
sedikit sakit laksana mencekik mimpi
mengurung imaji dalam untaian isi hati
mana bisa mereka mengerti
jikalau niat sudah tercampur urusan pribadi.
kini diri sudah kembali menjadi jiwa,
menyatu lekat bersama nafas yang terikat
meski hujan turun di malam hari,
mentari pun tetap bersinar esok hari.
Dibalik tirai biru aku menjerit
mengintip dunia yang lama menutupiku
cobalah tanyakan padaku
kisah apa yang terukir di bukuku
"perkataan raga pada jiwa yang menyala"
terima kasih telah menjadi jiwaku selama ini. mungkin aku hanya seonggok daging bertulang yang tak berarti. Ku miliki kamu, dan kau pun begitu. Cukup lah kita berdua, dan Tuhan menjadi saksinya