Saya baru saja merencanakan hal gila di saat saya memasuki
tahap perkembangan dewasa muda. Mengambil beban kerja yang bobotnya lebih dari
24 sks. Hehehe. Maaf ya kalo nanti kesannya curcol.
Harapan telah saya curahkan untuk hal hal berbau
kolaborasi ini. Tekad untuk melihat Indonesia yang lebih baik (dalam segala
bidang) menjadi alasan susahnya tertidur saat sudah memikirkan hal yang satu
ini. Saya tidak pernah se"ngoyo" ini, bahkan demi uang. Selama 3
tahun saya menjadi anak rantau, bekerja merupakan suatu hal yang sering saya lakukan.
Dari berjualan donat dan gorengan keliling kamar di Asrama UI, hingga tender
proyek ratusan juta di tempat kerja. Kedua hal tersebut saya lakukan dengan
santai dan tidak pernah berpikir panjang dalam setiap pengerjaannya. Ketika
saya malas, saya pun cuti dari semua rutinitas yang ada. Tidak peduli siapa
yang akan rugi jika saya tidak memenuhi tanggung jawab saya. Ibarat kata, saya
besok mati karena kelaparan pun tak apa.
Sampai akhirnya sekarang saya rela begadang setiap ada
waktu. Tidak sesekali, bahkan tidak tahu lagi harus menghitung menggunakan jari
yang mana lagi. Mata saya jarang terpejam di malam hari karena kenikmatan
berdiskusi dan memperjelas mimpi yang aneh ini.
KOLABORASI. Satu kata yang membuat hidup saya tidak
tenang akhir-akhir ini. Panca indra saya masih normal, masih bisa menangkap
stimulus-stimulus yang ada di luar diri saya. Masih bisa melihat, mendengar,
mencium, meraba, dan mengecap apa yang disajikan. Akan tetapi, saya hanya
sekedar memberikan perhatian untuk sepersekian detik, sampai akhirnya saya
kembali memikirkan kata sakral tersebut.
Jemari saya bisa menari-nari diatas keyboard laptop, akan
tetapi pikiran saya entah melayang jauh kemana. Menurut orang lain, mungkin hal
ini lebay atau mengandung majas hiperbola. Akan tetapi, memang demikian adanya
:p.
Satu hal yang membuat saya semangat lagi yaitu sugesti
yang saya berikan pada diri saya sendiri.
"Saya menjalankan ini bukan untuk materi, bukan pula untuk prestasi. Hanya saja, saya tidak mau Indonesia menunggu terlalu lama untuk bisa jaya kembali"
"Saya menjalankan ini bukan untuk materi, bukan pula untuk prestasi. Hanya saja, saya tidak mau Indonesia menunggu terlalu lama untuk bisa jaya kembali"
Ketika kita menunda 1 menit untuk mengerjakan mimpi ini,
maka Indonesia yang lebih baik akan tertunda 1 tahun dari waktu yang diimpikan.