Minggu, 21 April 2013

Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part1


Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .
Oleh: Fatmawati Indah Purnamasari
Delegasi Indonesia untuk JENESYS 2.0 bertemakan AEC 2015, Jepang 31 Maret-7 April 2013

Berikut merupakan tulisan kedua saya tentang AEC 2015. Jika teman-teman ingin tahu dasar pemikiran saya tentang AEC 2015, silakan baca di Hitam Putih ASEAN Economic Community(AEC) 2015. Dalam tulisan pertama, saya mencoba untuk sedikit menggambarkan AEC 2015 berdasarkan cetak biru AEC 2015. Setelah itu, saya memberikan sedikit paparan tentang peran pemuda Indonesia dalam mendukung kemajuan AEC 2015. Dalam tulisan kedua ini, saya kembali memaparkan sedikit penjelasan AEC 2015 akan tetapi dari sudut pandang pemerintah Indonesia. Silakan membaca dan mengomentari/memberikan tanggapan/kritik/saran/perbaikan terhadap tulisan-tulisan saya. Terima kasih atas kesediaannya meluangkan waktu untuk membaca sampai akhir.
Tidak hanya mengaju pada cetak biru AEC 2015, pemerintah Indonesia mencoba untuk melakukan analisa terhadap AEC 2015 melalui analisis terhadap kesiapan Indonesia menuju AEC 2015. Bisa diunduh di Indonesia menuju ASEAN Economic Community 2015. Bapak Gusmadi Bustami, selaku Dirjen Kerjasama Perdagangan International, DepDagRI mengatakan bahwa penerbitan buku tersebut dimaksudkan untuk mensosialisasikan dan mengkomunikasikan hasil-hasil kesepakatan dan perkembangan implementasi kesepakatan kerjasama integrasi ekonomi ASEAN sebagaimana yang tercetak di cetak biru. Dengan adanya buku ini, diharapkan seluruh stakeholder perekonomian Indonesia dan seluruh komponen bangsa Indonesia memiliki pemahaman yang sama, satu langkah dan irama yang berfokus dalam pencapaian AEC 2015. Cita-cita yang mulia bukan?

Nah untuk kali ini, saya mencoba untuk melihat analisis peluang dan tantangan yang dipaparkan oleh pemerintah kita. Menurut DerDagRI, peluang yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 adalah sebagai berikut:
1.       Manfaat Integrasi Ekonomi. Menurut Depdagri, Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk dapat membuka dan membentuk pasar yang lebih luas lagi. Hal ini akan mendorong peningkatan efisiensi dan daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN. Dari hal tersebut, tantangan kita sebagai seorang pemuda yang nantinya akan menjadi tenaga kerja/wirausahawan, yang perlu kita siapkan adalah pembekalan dini terhadap peningkatan kualitas dan ketrampilan kita. Jika saat ini teman-teman hanya mengutamakan peningkatan hard-skill saja, coba sedikit demi sedikit meningkatkan soft-skill juga sehingga efektifitas dan efisiensi dalam bekerja nantinya bisa OK. Memang persaingan tenaga kerja di 2015 nanti akan menurunkan probability kita untuk mendapatkan pekerjaa, akan tetapi ketika kita sudah mempersiapkan diri kita sedari dini, kita tentu akan tetap mendapatkan tempat yang kita inginkan. Keuntungannya ketika kita hendak bekerja di Indonesia, kita sudah mengetahui budaya dan bahasa yang digunakan, sementara mungkin para pekerja asing yang hendak masuk Indonesia belum sempat mempelajari itu. Syukur-syukur kalau teman-teman dapat meningkatkan kemampuan diri dalam berbahasa Inggris, mungkin hal tersebut akan jauh lebih baik lagi.
2.       Pasar Potensial Dunia. Seperti yang saya kemukakan dalam analisa saya di tulisan yang pertama, penduduk Indonesia menyumbang angka 40% penduduk ASEAN tentu saja merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia dalam menjadi negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa depan. Nah sekarang saya meminta kesediaan teman-teman untuk menggunakan imaginasi sejenak. Bayangkan ketika 40% penduduk ASEAN, yaitu penduduk Indonesia menjadi konsumen dari produk-produk negara tetangga (dengan tidak adanya tariff impor yang masuk ke kantong negara). Itu adalah kondisi yang pertama, dan sekarang bayangkan jika 10%-40% penduduk ASEAN, khususnya penduduk Indonesia, menjadi produsen atau mendirikan UMKM dan melakukan ekspor ke 9 negara ASEAN lain (dengan adanya pajak penghasilan, sewa, dll yang masuk ke kantong negara) kira-kira pendapatan nasional Indonesia lebih banyak yang mana? Kasus 1 atau kasus 2? Jika menurut anda jawabannya adalah pada kasus 1, mungkin teman-teman perlu mempertimbangkan lagi untuk menggunakan uang yang ada secara lebih bijak, karena bisa saja kita akan mengalami inflasi besar-besaran dalam waktu dekat. Akan tetapi, jika teman-teman menjawab kasus 2, maka sudah sepatutnya kita menjadi pemuda calon pemimpin negara ini karena mampu memiliki visi untuk menggerakkan perekonomian dan meningkatkan pendapatan nasional Indonesia. Lantas apa yang dapat teman-teman lakukan jika memang saat ini belum mampu menjadi pengusaha? Jawabannya adalah kesediaan untuk memulai dari diri sendiri. (a) persiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang ada, (b) kurangi konsumerisme barang-barang impor. (c) Bangga terhadap produk dalam negeri, kalau memang memiliki uang untuk dibelanjakan, belilah produk-produk Indonesia, sehingga uang kita bisa masuk ke kantong negara, dan (d) perluaslah komunikasi dan networking anda dengan banyak orang sehingga pengalaman, pengetahuan, dan kesiapan aksi anda dapat lebih mantaaap. INDONESIA BISA!!!


 -to be continued


Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya :)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui

blog: Fatmawati Indah Purnamasari
fb: Fatmawati Indah Purnamasari
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate