Hidup ini ibarat sebuah film,
Akan berganti dari sebuah adegan ke adegan yang lain,
Akan mengalami berbagai emosi dan situasi yang berbeda
Akan menjadikan kita pemain utama dan bukan pemain utama
Love changes a lot of things even the one that you think it could never change
Tak bosan-bosannya aku menonton
drama serial Korea yang berjudul “Secret Garden”. Sebuah film yang menceritakan
romansa percintaan dari dua orang yang memiliki latar belakang sosial yang
berbeda. Si gadis yang bekerja sebagai seorang pemain pengganti atau stuntwoman
mengalami berbagai tragedy yang cukup memilukan untuk akhirnya bisa
bersanding dengan seorang Presiden Direktur dari sebuah perusahaan yang besar.
Memang kisah romansa yang ditampilkan dalam film ini hampir sering muncul dalam
film-film mancanegara yang lain, akan tetapi ada sudut dimana “pertukaran jiwa”
yang mampu membawa makna tersendiri bagiku. Meskipun film tersebut nampak bukan
kisah nyata dalam hal ending cerita, dimana dewasa ini status sosial merupakan
gerbang yang jelas membedakan antar manusia. Akan tetapi, kita perlu melihat
dari teropong yang berbeda untuk dapat memaknai “keindahan” yang berbeda pula. Dari
film tersebut, aku mendapatkan berbagai gambaran yang hampir serupa dengan
kisahku. Aku seakan menemukan keterikatan yang membuatku merasa tegar setelah
menonton film tersebut.
Insight #1
Kita harus bersabar dalam
menanti sebuah “kesempatan”. Dalam film tersebut, digambarkan bagaimana
seorang pemain pengganti harus bersabar untuk menunggu saat-saat ia beraksi.
Jika pemain pengganti tersebut tidak sabar dan merasa ia hanya dimanfaatkan
karena hanya dijadikan bayangan yang selalu mengikuti kemana arah raga yang
asli, maka kelak ia akan kehilangan kesempatannya dalam konteks “film”
tersebut. Dalam kehidupan nyata, aku mengalami hal tersebut ketika menjalin
sebuah pertemanan dengan orang lain. Terkadang aku merasa bahwa teman sejati
hanyalah diri kita sendiri dimana ketika kita telah berhasil menyeimbangkan
keterkaitan antara jiwa raga serta ketertarikan kita pada diri sendiri, maka
kita akan sedikit terhindar dari rasa kesepian. Hal ini mengingatkanku pada
perkataan seorang motivator bernama Merry Riana, dimana ia menyarankan agar
kita selalu berbuat dan melakukan hal terbaik untuk orang-orang yang dekat
dengan kita. Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya kesempatan dimana mereka
tidak akan selalu dekat dengan kita, sehingga kita harus berbuat yang terbaik
sebelum akhirnya kita menyesal. Disini, hubungannya dengan film tersebut adalah
bagaimana kita harus bersabar dalam menanti kesempatan yang ada serta kita juga
harus memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya.
Insight #2
Berusahalah memakai “kacamata”
si dia untuk mengerti keadaannya. Dalam film tersebut, digambarkan
bagaimana “takdir” menukar jiwa mereka. Hal ini dimaksudkan sebagai kesempatan
yang muncul ketika kita diberikan kesempatan untuk dapat melihat “apa” yang
sebenarnya ada dalam dirinya. Jika kita memiliki teman, sahabat, atau bahkan
pacar, seringkali kita selalu ingin bersama dengan mereka. Kita selalu memiliki
keinginan untuk melewatkan momen-momen yang indah dengan mereka. Akan tetapi,
terkadang keinginan kita dimaknai menjadi sebuah sikap yang possessive dan
sebuah keegoisan semata. Terlebih lagi ketika kita tidak mencoba untuk mengemas
pesan yang ingin kita sampaikan dengan jelas dan dalam kondisi yang tepat.
Kondisi lain terkadang kita menaruh rasa curiga pada si dia karena tidak memberi
apresiasi atas apa yang telah kita lakukan. Anda tentu tidak ingin hal tersebut
terjadi diantara Anda dan orang terdekat, sehingga mulai sekarang, cobalah
untuk menjadi orang yang selalu berusaha melihat dan memposisikan diri sebagai
si dia ketika Anda hendak mengatakan sesuatu yang bersifat judgement.
Sebuah lagu yang mencerminkan kondisi ini adalah lagu dari Guy Sebastian yang
berjudul “Angels Brought Me Here”. Dalam lagu itu, disampaikan sebuah makna
dimana ada seseorang yang menyampaikan kisah perjalanan hidupnya sampai
akhirnya ia menemukan keindahan pada sebuah keajaiban yang ada di depan
matanya. Orang tersebut berandai-andai jikalau sebuah keajaiban tersebut
mencoba melihat apa yang ia lihat, tentu mereka akan sama-sama tahu bahwa ada
bantuan dari “takdir” yang akhirnya membantu mereka untuk dapat bertemu. Jika
memang Anda merasa bahwa pertemuan tersebut karena kehendak Tuhan, maka Anda
perlu mempertahankan dan berbuat yang terbaik untuk orang-orang yang telah menghargai Anda. Jangan
sampai mereka menyesal karena pernah dekat dengan Anda.
Insight #3
Berusahalah untuk “mengelola”
emosi. Orang yang dianggap professional adalah orang yang mampu
mengendalikan diri untuk tahu bagaimana cara mengekspresikan emosinya dengan tepat.
Meskipun terkadang kita ingin meluapkan emosi yang ada agar merasa tenang, akan
tetapi hal tersebut bisa saja menjadi bumerang bagi kita jikalau orang yang ada
di dekat kita tidak menyukai hal tersebut. Meskipun terkadang perih untuk menyimpan
luka, akan tetapi itu akan lebih baik jika memang ada hal-hal yang akan berdampak
buruk jika kita bagikan dengan si dia. Cara lain yaitu cobalah dengan memulai
pembicaraan yang nyaman untuk akhirnya melakukan konfirmasi terlebih dahulu
akan apa yang terjadi. Jika kita langsung bernegatif thinking kepada si dia,
alhasil dia mungkin saja akan jenuh dengan sikap tersebut dan lelah untuk
kembali pada kondisi yang sama.
-to be continue. . . . . . . .-