Senin, 22 April 2013

Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part2


Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . #Part2
Oleh: Fatmawati Indah Purnamasari
Delegasi Indonesia untuk JENESYS 2.0 bertemakan AEC 2015, Jepang 31 Maret-7 April 2013

Hello, this is my third written for AEC 2015’s issue. Topik hari ini merupakan kelanjutan dari tulisan saya yang kedua dimana saya mencoba melihat perspektif pemerintah dalam menganalisa kesiapan Indonesia untuk menghadapi AEC 2015. Sekedar mengingatkan, untuk yang baru pertama kali membaca isu AEC ini, silakan baca terlebih dahulu penjelasan singkat AEC 2015 di Hitam Putih ASEAN Economic Community (AEC) 2015 dan Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part1. Mengingatkan sedikit bahasan pada tulisan #Part1 tentang  potensi yang dimiliki Indonesia, pemerintah mengutarakan bahwa Indonesia memiliki beberapa peluang di dalam AEC 2015. Pertama, Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk turut serta dalam memanfaatkan integrasi ekonomi dalam membuka pasar yang lebih luas lagi di kawasan ASEAN. Kedua, potensi Indonesia yang merupakan pasar potensial dunia, khususnya ASEAN, dimana penduduk Indonesia menyumbang angka sebesar 40% total penduduk ASEAN. Letak geografis Indonesia juga turut mendukung potensi SDM dan SDA yang ada di Indonesia.
Nah, sekarang saya ingin melanjutkan kembali analisa peluang Indonesia yang selanjutnya. Disimak ya, silakan dikritisi setelah membaca sampai akhir tulisan ini :) . Menurut DerDagRI, peluang yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 adalah sebagai berikut:
  1. Manfaat integrasi ekonomi *
  2. Pasar potensial dunia*
  3. Negara pengekspor. Depdagri mencatat 10 komoditi unggulan ekspor Indonesia baik ke dunia maupun ke intra-ASEAN selama 5 tahun terakhir, tercatat dari tahun 2004-2008. Depdagri optimis bahwa kesepuluh komoditi ekspor ini potensial untuk semakin ditingkatkan dan menjadi komoditi unggulan ekspor dunia. Komoditi tersebut antara lain: kelapa sawit, tekstil & produk tekstil, elektronik, produk hasil hutan, karet & produk karet, otomotif, alas kaki, kakao, udang, dan kopi. Sementara untuk intra-ASEAN (di dalam kawasan ASEAN) komoditi ekspornya adalah minyak petroleum mentah, timah, minyak kelapa sawit, refined copper**, batubara**, karet, biji kakao, dan emas. Disamping itu, Depdagri menambahkan bahwa Indonesia juga masih punya komoditi lain yang punya peluang usaha untuk diekspor ke luar negeri antara lain: peralatan kantor, rempah-rempah, perhiasan, kerajinan, ikan & produk perikanan, minyak atsiri, makanan olahan, tanaman obat, peralatan medis, serta kulit & produk kulit. Nah itu komoditi ekspor yang hendak di optimalkan oleh pemerintah kita dalam menyikapi AEC 2015 nantinya. Sebagai seorang rakyat yang baik, tentunya kita harus senantiasa memanjatkan doa dalam setiap ibadah kita agar pemerintah dan para stakeholders perekonomian makro Indonesia dapat cermat dan teliti dalam mengidentifikasi tujuan pasar agar sesuai dengan segmen pasar dan spesifikasi dari kualitas komoditi yang ada. Jangan sampai penjualan komoditi yang notabene berasal dari kekayaan negara ini hanya akan menjadi konsumsi kantong sebagian orang saja. Semoga pendapatan nasional Indonesia dapat digunakan kembali untuk memperbaiki infrastruktur dan menjadikan Indonesia lebih baik lagi di masa yang akan datang.
  4. Negara Tujuan Investor. Dengan uraian “kekayaan” Indonesia di atas, tentu banyak investor yang berburu untuk datang ke Indonesia. Senin minggu lalu, sya menghadiri sebuah forum pemuda yang diprakarsai HIPMI di FE UI. Salah satu pembicaranya mengatakan bahwa secara kasar, jika dihitung-hitung investasi asing di Indonesia berjumlah sekitar 55% dari seluruh saham yang go public. Hal ini membuat Indonesia cukup bergantung dengan peluang kerjasama dengan swasta asing. Angka ini mungkin akan bertambah jika stakeholders pribumi tidak  mencoba untuk melihat potensi investasi di Indonesia, atau mungkin karena kekurangan sumber daya untuk membeli saham. Jika kita bangga dan mengkonsumsi produk-produk dalam negeri, uang kita sedikit banyak akan menambah modal para pengusaha mikro, kecil dan menengah sehingga presentase saham mungkin akan dapat dikuasai kembali oleh pribumi
* sudah di bahas di tulisan Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part1
** Ketika saya sedang berkunjung ke Port of Nagoya, Jepang, pada 4 April 2013 lalu, saya menemukan beberapa barang tambang yang diimpor dari Indonesia. Refined cooper yang dibicarakan di atas juga diimpor oleh Jepang dari Indonesia




-----To be continued------
Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya :)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui

blog: Fatmawati Indah Purnamasari
fb: Fatmawati Indah Purnamasari
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539

Minggu, 21 April 2013

AEC 2015: INDONESIA BISA!


Saya bahkan tidak akan mampu menjangkau lebih dari beberapa orang untuk akhirnya mereka mau membaca tulisan saya. Lantas apa yang membuat saya sangat bersemangat untuk meminta bantuan teman-teman sekalian untuk membagi pengetahuan melalui tulisan tersebut? Saya ingin meminta bantuan teman-teman untuk menyiapkan teman-teman di sekitar kita agar sama-sama memiliki visi yang sama dalam mensukseskan ASEAN Economic Community 2015 nanti. Bayangkan jika kita sadar akan tantangan yang harus kita hadapi, kemudian kita menyiapkan diri untuk menjadi lebih baik lagi, lalu menularkan kebiasaan baik tersebut kepada teman disekitar anda, seterusnya sampai mereka menularkan kebiasaan yang lebih baik lagi kepada orang lain, tentu akan banyak inspirasi yang didapat dari internal networking yang kita bangun.
Mari bagi dan dapatkan ilmu baru!

https://www.facebook.com/notes/fatmawati-indah-purnamasari/hitam-putih-asean-economic-communityaec-2015/585840998100292

https://www.facebook.com/notes/fatmawati-indah-purnamasari/menurut-pemerintah-asean-economic-community-aec-2015-itu-part1/586074131410312

Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya :)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui
fb: Fatmawati Indah Purnamasari
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539

Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part1


Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .
Oleh: Fatmawati Indah Purnamasari
Delegasi Indonesia untuk JENESYS 2.0 bertemakan AEC 2015, Jepang 31 Maret-7 April 2013

Berikut merupakan tulisan kedua saya tentang AEC 2015. Jika teman-teman ingin tahu dasar pemikiran saya tentang AEC 2015, silakan baca di Hitam Putih ASEAN Economic Community(AEC) 2015. Dalam tulisan pertama, saya mencoba untuk sedikit menggambarkan AEC 2015 berdasarkan cetak biru AEC 2015. Setelah itu, saya memberikan sedikit paparan tentang peran pemuda Indonesia dalam mendukung kemajuan AEC 2015. Dalam tulisan kedua ini, saya kembali memaparkan sedikit penjelasan AEC 2015 akan tetapi dari sudut pandang pemerintah Indonesia. Silakan membaca dan mengomentari/memberikan tanggapan/kritik/saran/perbaikan terhadap tulisan-tulisan saya. Terima kasih atas kesediaannya meluangkan waktu untuk membaca sampai akhir.
Tidak hanya mengaju pada cetak biru AEC 2015, pemerintah Indonesia mencoba untuk melakukan analisa terhadap AEC 2015 melalui analisis terhadap kesiapan Indonesia menuju AEC 2015. Bisa diunduh di Indonesia menuju ASEAN Economic Community 2015. Bapak Gusmadi Bustami, selaku Dirjen Kerjasama Perdagangan International, DepDagRI mengatakan bahwa penerbitan buku tersebut dimaksudkan untuk mensosialisasikan dan mengkomunikasikan hasil-hasil kesepakatan dan perkembangan implementasi kesepakatan kerjasama integrasi ekonomi ASEAN sebagaimana yang tercetak di cetak biru. Dengan adanya buku ini, diharapkan seluruh stakeholder perekonomian Indonesia dan seluruh komponen bangsa Indonesia memiliki pemahaman yang sama, satu langkah dan irama yang berfokus dalam pencapaian AEC 2015. Cita-cita yang mulia bukan?

Nah untuk kali ini, saya mencoba untuk melihat analisis peluang dan tantangan yang dipaparkan oleh pemerintah kita. Menurut DerDagRI, peluang yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 adalah sebagai berikut:
1.       Manfaat Integrasi Ekonomi. Menurut Depdagri, Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk dapat membuka dan membentuk pasar yang lebih luas lagi. Hal ini akan mendorong peningkatan efisiensi dan daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN. Dari hal tersebut, tantangan kita sebagai seorang pemuda yang nantinya akan menjadi tenaga kerja/wirausahawan, yang perlu kita siapkan adalah pembekalan dini terhadap peningkatan kualitas dan ketrampilan kita. Jika saat ini teman-teman hanya mengutamakan peningkatan hard-skill saja, coba sedikit demi sedikit meningkatkan soft-skill juga sehingga efektifitas dan efisiensi dalam bekerja nantinya bisa OK. Memang persaingan tenaga kerja di 2015 nanti akan menurunkan probability kita untuk mendapatkan pekerjaa, akan tetapi ketika kita sudah mempersiapkan diri kita sedari dini, kita tentu akan tetap mendapatkan tempat yang kita inginkan. Keuntungannya ketika kita hendak bekerja di Indonesia, kita sudah mengetahui budaya dan bahasa yang digunakan, sementara mungkin para pekerja asing yang hendak masuk Indonesia belum sempat mempelajari itu. Syukur-syukur kalau teman-teman dapat meningkatkan kemampuan diri dalam berbahasa Inggris, mungkin hal tersebut akan jauh lebih baik lagi.
2.       Pasar Potensial Dunia. Seperti yang saya kemukakan dalam analisa saya di tulisan yang pertama, penduduk Indonesia menyumbang angka 40% penduduk ASEAN tentu saja merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia dalam menjadi negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa depan. Nah sekarang saya meminta kesediaan teman-teman untuk menggunakan imaginasi sejenak. Bayangkan ketika 40% penduduk ASEAN, yaitu penduduk Indonesia menjadi konsumen dari produk-produk negara tetangga (dengan tidak adanya tariff impor yang masuk ke kantong negara). Itu adalah kondisi yang pertama, dan sekarang bayangkan jika 10%-40% penduduk ASEAN, khususnya penduduk Indonesia, menjadi produsen atau mendirikan UMKM dan melakukan ekspor ke 9 negara ASEAN lain (dengan adanya pajak penghasilan, sewa, dll yang masuk ke kantong negara) kira-kira pendapatan nasional Indonesia lebih banyak yang mana? Kasus 1 atau kasus 2? Jika menurut anda jawabannya adalah pada kasus 1, mungkin teman-teman perlu mempertimbangkan lagi untuk menggunakan uang yang ada secara lebih bijak, karena bisa saja kita akan mengalami inflasi besar-besaran dalam waktu dekat. Akan tetapi, jika teman-teman menjawab kasus 2, maka sudah sepatutnya kita menjadi pemuda calon pemimpin negara ini karena mampu memiliki visi untuk menggerakkan perekonomian dan meningkatkan pendapatan nasional Indonesia. Lantas apa yang dapat teman-teman lakukan jika memang saat ini belum mampu menjadi pengusaha? Jawabannya adalah kesediaan untuk memulai dari diri sendiri. (a) persiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang ada, (b) kurangi konsumerisme barang-barang impor. (c) Bangga terhadap produk dalam negeri, kalau memang memiliki uang untuk dibelanjakan, belilah produk-produk Indonesia, sehingga uang kita bisa masuk ke kantong negara, dan (d) perluaslah komunikasi dan networking anda dengan banyak orang sehingga pengalaman, pengetahuan, dan kesiapan aksi anda dapat lebih mantaaap. INDONESIA BISA!!!


 -to be continued


Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya :)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui

blog: Fatmawati Indah Purnamasari
fb: Fatmawati Indah Purnamasari
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539

Sabtu, 20 April 2013

Hitam Putih ASEAN Economic Community(AEC) 2015


Hitam Putih ASEAN Economic Community(AEC) 2015
Oleh: Fatmawati Indah Purnamasari
Delegasi Indonesia untuk JENESYS 2.0 bertemakan AEC 2015, Jepang 31 Maret-7 April 2013


Dalam beberapa menit, coba bayangkan saat ini Anda pergi ke suatu supermarket atau pasar traidisional untuk membeli beras. Sudah? Apa yang Anda lihat? Apakah kemungkinan besar dari Anda masih bisa menemukan beras Cianjur, Bogor, Depok, Jawa Tengah, dan beras-beras yang berasal dari kota-kota di Indonesia?
Nah, sekarang bayangkan kembali dalam beberapa menit, suasana 2 tahun yang akan datang, ketika Anda juga pergi ke suatu supermarket atau pasar tradisional untuk membeli beras. Apa jadinya ketika beras yang Anda temui pada hari ini, sudah tidak terlihat. Bayangkan jika di supermarket atau pasar tradisional tersebut Anda hanya menemui beras Vietnam, Thailand, Kamboja, Laos, Filipina, Malaysia, Brunei, Singapura, dan Myanmar. Apa yang hendak Anda lakukan? Lantas, mengapa bisa terjadi hal demikian? Berikut sepenggal kisah yang hendak saya paparkan. Simak ya :)
Munculnya produk-produk atau jasa yang berbau negara-negara ASEAN di Indonesia sebenarnya dilatar belakangi oleh AEC yang hendak dimaksimalkan di tahun 2015 nanti. Lantas sudah tahukah kamu dengan isu terkini yang bertemakan ASEAN Economic Community (AEC) yang hendak dimanifestasikan secara penuh di tahun 2015 itu? Sebelumnya, alangkah baiknya ketika kita mengawali langkah kita dalam tulisan ini dengan pemahaman yang sama. Menurut Blueprint AEC 2015 yang dapat diunduh di blue print AEC 2015, AEC merupakan suatu realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi seperti Visi ASEAN 2020. Pertemuan para petinggi ASEAN di Bali, Indonesia, pada Oktober 2003 silam menghasilkan suatu kesepakatan bahwa demi mencapai konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi, diperlukan suatu inisiatif baru dengan perencanaan yang jelas. Selanjutnya pada ASEAN Economic Ministers Meeting(AEM)(pertemuan Menteri Ekonomi se-ASEAN) pada Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, muncul kesepakatan untuk mengembangkan blueprint(cetak biru) yang tunggal dan koheren guna menjadi dasar pelaksanaan berbegai tindakan dalam bidang ekonomi. Pada KTT ASEAN ke-12, Januari 2007, Para pemimpin negara ASEAN sepakat untuk mempercepat pembentukan AEC pada 2015 dan mengubah ASEAN menjadi wilayah dengan pergerakan bebas terhadap barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal lain dengan lebih bebas lagi.
Konsep perdagangan bebas antar negara ASEAN tersebut selanjutnya dituntun oleh karakteristik perdagangan yang tercantum juga dalam cetak biru AEC 2015. AEC diharapkan memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) pasar tunggal dan berbasis produksi, (2) wilayah ekonomi yang kompetitif, (3) wilayah pembangunan ekonomi yang adil, dan (4) wilayah yang terintegrasi ke dalam ekonomi global. Dari 4 karakteristik tersebut, dapat kita pahami dengan sedikit berkecil hati bahwa jika saat ini kita berlaku sebagai seorang pedagang, maka kita hendak mendapatkan berbagai saingan atau kompetitor yang datang dari 9 negara ASEAN lain. Akan tetapi, jika kita sekarang adalah konsumen “sejati” yang hobi untuk berbelanja, mungkin kita akan terpuaskan dengan banyaknya pilihan barang dan harga yang relative beragam atau justru malah seragam.
Nah itu dari sisi 1. Disisi yang kedua, perlu teman-teman tahu bahwa dengan adanya AEC 2015, pergerakan barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terlatih tentunya akan sangat bebas dan jauh dari kata “pajak pemerintah”. Sedikit informasi, pajak itu turut menyokong angka pendapatan nasional negara kita lho. Nah, lantas negara ini dapat pemasukan dari mana ya, kalau tidak ada barang yang kena pajak? Bisa-bisa angka pendapatan nasional Indonesia kita tercinta menurun kalau tidak ada barang kena Pajak.
Nah, sebenarnya, dibalik permasalahan yang diilustrasikan di atas, tindakan kecil dari teman-teman bisa sedikit demi sedikit membantu pergerakan Indonesia untuk bisa menghadapi tantangan AEC 2015 lho. Mau tau gak gimana caranya? Berikut ilustrasinya J




Dan uang teman-teman yang dibelanjakan untuk membeli produk dalam negeri itu, sebenarnya akan menggerakkan usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia sehingga perekonomian domestik yang ada di sekitar kita bisa tetap stabil.
Paragraf terakhir, tapi bukan berarti langkah terakhir saya dalam mensosialisasikan AEC 2015, saya ingin memberikan gambaran kepada teman-teman tentang potensi yang dimiliki negeri kita tercinta ini.
ü  Indonesia itu menyumbang 40% total penduduk ASEAN
ü Luas Indonesia itu terbesar keempat di dunia, dimana dibanding 9 negara ASEAN yang ada, Indonesia menjadi negara terbesar.
ü  Indonesia memiliki penduduk dengan usia produktif terbesar diantara 9 negara ASEAN lain
ü  Indonesia memiliki penduduk dengan kelas menengah terbesar di antara 9 negara lain
ü  Prospektif destination ke-4 dengan adanya 33 provinsi yang ada di Indonesia.
Jadi, marilah bersatu atas nama pemuda Indonesia dalam memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki Indonesia. Marilah menjadi tuan rumah untuk AEC 2015 dimana hal ini berawal dari saya, Anda, teman-teman di sekitar Anda, keluarga, dan komunitas Anda untuk memulai dari langkah kecil yaitu “aware/sadar” dengan adanya tantangan AEC 2015 dimana kita harus meminimalisir budaya konsumerisme. Untuk teman-teman yang hendak berwirausaha, mari kita menumbuhkan perekonomian mikro dan pasar domestik yang dapat menggerakkan perekonomian rakyat. Syukur-syukur dan pasti BISA menjadi eksportir untuk 9 negara ASEAN yang lain. Amiin.
Mari membangun masyarakat ekonomi yang peduli dan menjadi generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing dalam memajukan bangsa dengan mampu menghadapi berbagai tantangan global. INDONESIA BISA!!!



Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya :)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui
Blog: Fatmawati Indah Purnamasari
fb: Fatmawati Indah Purnamasari
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539

Translate