Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . #Part2
Oleh:
Fatmawati Indah Purnamasari
Delegasi
Indonesia untuk JENESYS 2.0 bertemakan AEC 2015, Jepang 31 Maret-7 April 2013
Hello, this is
my third written for AEC 2015’s issue. Topik hari ini merupakan kelanjutan dari
tulisan saya yang kedua dimana saya mencoba melihat perspektif pemerintah dalam
menganalisa kesiapan Indonesia untuk menghadapi AEC 2015. Sekedar
mengingatkan, untuk yang baru pertama kali membaca isu AEC ini, silakan baca
terlebih dahulu penjelasan singkat AEC 2015 di Hitam Putih ASEAN Economic Community (AEC) 2015 dan Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part1. Mengingatkan sedikit bahasan pada
tulisan #Part1 tentang potensi yang
dimiliki Indonesia, pemerintah mengutarakan bahwa Indonesia memiliki beberapa
peluang di dalam AEC 2015. Pertama, Indonesia memiliki kesempatan yang besar
untuk turut serta dalam memanfaatkan integrasi ekonomi dalam
membuka pasar yang lebih luas lagi di kawasan ASEAN. Kedua, potensi Indonesia yang
merupakan pasar potensial dunia, khususnya ASEAN, dimana penduduk
Indonesia menyumbang angka sebesar 40% total penduduk ASEAN. Letak geografis
Indonesia juga turut mendukung potensi SDM dan SDA yang ada di Indonesia.
Nah, sekarang
saya ingin melanjutkan kembali analisa peluang Indonesia yang selanjutnya.
Disimak ya, silakan dikritisi setelah membaca sampai akhir tulisan ini :) . Menurut DerDagRI,
peluang yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 adalah sebagai
berikut:
- Manfaat integrasi ekonomi *
- Pasar potensial dunia*
- Negara pengekspor. Depdagri mencatat 10 komoditi unggulan ekspor Indonesia baik ke dunia maupun ke intra-ASEAN selama 5 tahun terakhir, tercatat dari tahun 2004-2008. Depdagri optimis bahwa kesepuluh komoditi ekspor ini potensial untuk semakin ditingkatkan dan menjadi komoditi unggulan ekspor dunia. Komoditi tersebut antara lain: kelapa sawit, tekstil & produk tekstil, elektronik, produk hasil hutan, karet & produk karet, otomotif, alas kaki, kakao, udang, dan kopi. Sementara untuk intra-ASEAN (di dalam kawasan ASEAN) komoditi ekspornya adalah minyak petroleum mentah, timah, minyak kelapa sawit, refined copper**, batubara**, karet, biji kakao, dan emas. Disamping itu, Depdagri menambahkan bahwa Indonesia juga masih punya komoditi lain yang punya peluang usaha untuk diekspor ke luar negeri antara lain: peralatan kantor, rempah-rempah, perhiasan, kerajinan, ikan & produk perikanan, minyak atsiri, makanan olahan, tanaman obat, peralatan medis, serta kulit & produk kulit. Nah itu komoditi ekspor yang hendak di optimalkan oleh pemerintah kita dalam menyikapi AEC 2015 nantinya. Sebagai seorang rakyat yang baik, tentunya kita harus senantiasa memanjatkan doa dalam setiap ibadah kita agar pemerintah dan para stakeholders perekonomian makro Indonesia dapat cermat dan teliti dalam mengidentifikasi tujuan pasar agar sesuai dengan segmen pasar dan spesifikasi dari kualitas komoditi yang ada. Jangan sampai penjualan komoditi yang notabene berasal dari kekayaan negara ini hanya akan menjadi konsumsi kantong sebagian orang saja. Semoga pendapatan nasional Indonesia dapat digunakan kembali untuk memperbaiki infrastruktur dan menjadikan Indonesia lebih baik lagi di masa yang akan datang.
- Negara Tujuan Investor. Dengan uraian “kekayaan” Indonesia di atas, tentu banyak investor yang berburu untuk datang ke Indonesia. Senin minggu lalu, sya menghadiri sebuah forum pemuda yang diprakarsai HIPMI di FE UI. Salah satu pembicaranya mengatakan bahwa secara kasar, jika dihitung-hitung investasi asing di Indonesia berjumlah sekitar 55% dari seluruh saham yang go public. Hal ini membuat Indonesia cukup bergantung dengan peluang kerjasama dengan swasta asing. Angka ini mungkin akan bertambah jika stakeholders pribumi tidak mencoba untuk melihat potensi investasi di Indonesia, atau mungkin karena kekurangan sumber daya untuk membeli saham. Jika kita bangga dan mengkonsumsi produk-produk dalam negeri, uang kita sedikit banyak akan menambah modal para pengusaha mikro, kecil dan menengah sehingga presentase saham mungkin akan dapat dikuasai kembali oleh pribumi
* sudah di bahas di
tulisan Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. .
.#Part1
** Ketika saya sedang berkunjung ke Port of Nagoya, Jepang, pada 4 April 2013 lalu, saya menemukan beberapa barang tambang yang diimpor dari Indonesia. Refined cooper yang dibicarakan di atas juga diimpor oleh Jepang dari Indonesia
Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya
bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya
:)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui
blog: Fatmawati Indah Purnamasari
fb: Fatmawati Indah Purnamasari
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui
blog: Fatmawati Indah Purnamasari
fb: Fatmawati Indah Purnamasari
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539