Hitam Putih ASEAN Economic Community(AEC) 2015
Oleh:
Fatmawati Indah Purnamasari
Delegasi
Indonesia untuk JENESYS 2.0 bertemakan AEC 2015, Jepang 31 Maret-7 April 2013
Dalam beberapa menit, coba bayangkan saat ini Anda pergi
ke suatu supermarket atau pasar traidisional untuk membeli beras. Sudah? Apa
yang Anda lihat? Apakah kemungkinan besar dari Anda masih bisa menemukan beras
Cianjur, Bogor, Depok, Jawa Tengah, dan beras-beras yang berasal dari kota-kota
di Indonesia?
Nah, sekarang bayangkan kembali dalam beberapa menit,
suasana 2 tahun yang akan datang, ketika Anda juga pergi ke suatu supermarket
atau pasar tradisional untuk membeli beras. Apa jadinya ketika beras yang Anda
temui pada hari ini, sudah tidak terlihat. Bayangkan jika di supermarket atau
pasar tradisional tersebut Anda hanya menemui beras Vietnam, Thailand, Kamboja,
Laos, Filipina, Malaysia, Brunei, Singapura, dan Myanmar. Apa yang hendak Anda
lakukan? Lantas, mengapa bisa terjadi hal demikian? Berikut sepenggal kisah
yang hendak saya paparkan. Simak ya :)
Munculnya produk-produk atau jasa yang berbau
negara-negara ASEAN di Indonesia sebenarnya dilatar belakangi oleh AEC yang
hendak dimaksimalkan di tahun 2015 nanti. Lantas sudah tahukah kamu dengan isu
terkini yang bertemakan ASEAN Economic Community (AEC) yang hendak
dimanifestasikan secara penuh di tahun 2015 itu? Sebelumnya, alangkah baiknya
ketika kita mengawali langkah kita dalam tulisan ini dengan pemahaman yang
sama. Menurut Blueprint AEC 2015 yang dapat diunduh di blue print AEC 2015, AEC merupakan suatu realisasi dari tujuan akhir
integrasi ekonomi seperti Visi ASEAN 2020. Pertemuan para petinggi ASEAN di
Bali, Indonesia, pada Oktober 2003 silam menghasilkan suatu kesepakatan bahwa demi
mencapai konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan
memperluas integrasi ekonomi, diperlukan suatu inisiatif baru dengan
perencanaan yang jelas. Selanjutnya pada ASEAN Economic Ministers
Meeting(AEM)(pertemuan Menteri Ekonomi se-ASEAN) pada Agustus 2006 di Kuala
Lumpur, Malaysia, muncul kesepakatan untuk mengembangkan blueprint(cetak
biru) yang tunggal dan koheren guna menjadi dasar pelaksanaan berbegai tindakan
dalam bidang ekonomi. Pada KTT ASEAN ke-12, Januari 2007, Para pemimpin negara
ASEAN sepakat untuk mempercepat pembentukan AEC pada 2015 dan mengubah ASEAN
menjadi wilayah dengan pergerakan bebas terhadap barang, jasa, investasi,
tenaga kerja terampil, dan aliran modal lain dengan lebih bebas lagi.
Konsep perdagangan bebas antar negara ASEAN tersebut
selanjutnya dituntun oleh karakteristik perdagangan yang tercantum juga dalam
cetak biru AEC 2015. AEC diharapkan memiliki karakteristik sebagai berikut: (1)
pasar tunggal dan berbasis produksi, (2) wilayah ekonomi yang kompetitif, (3)
wilayah pembangunan ekonomi yang adil, dan (4) wilayah yang terintegrasi ke
dalam ekonomi global. Dari 4 karakteristik tersebut, dapat kita pahami dengan
sedikit berkecil hati bahwa jika saat ini kita berlaku sebagai seorang
pedagang, maka kita hendak mendapatkan berbagai saingan atau kompetitor yang
datang dari 9 negara ASEAN lain. Akan tetapi, jika kita sekarang
adalah konsumen “sejati” yang hobi untuk berbelanja, mungkin kita akan
terpuaskan dengan banyaknya pilihan barang dan harga yang relative beragam atau
justru malah seragam.
Nah itu
dari sisi 1. Disisi yang kedua, perlu teman-teman tahu bahwa dengan adanya AEC
2015, pergerakan barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terlatih
tentunya akan sangat bebas dan jauh dari kata “pajak pemerintah”. Sedikit
informasi, pajak itu turut menyokong angka pendapatan nasional negara kita lho.
Nah, lantas negara ini dapat pemasukan dari mana ya, kalau tidak ada barang
yang kena pajak? Bisa-bisa angka pendapatan nasional Indonesia kita tercinta
menurun kalau tidak ada barang kena Pajak.
Nah,
sebenarnya, dibalik permasalahan yang diilustrasikan di atas, tindakan kecil
dari teman-teman bisa sedikit demi sedikit membantu pergerakan Indonesia untuk
bisa menghadapi tantangan AEC 2015 lho. Mau tau gak gimana caranya? Berikut
ilustrasinya J
Dan
uang teman-teman yang dibelanjakan untuk membeli produk dalam negeri itu,
sebenarnya akan menggerakkan usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia
sehingga perekonomian domestik yang ada di sekitar kita bisa tetap stabil.
Paragraf
terakhir, tapi bukan berarti langkah terakhir saya dalam mensosialisasikan AEC
2015, saya ingin memberikan gambaran kepada teman-teman tentang potensi yang
dimiliki negeri kita tercinta ini.
ü Indonesia
itu menyumbang 40% total penduduk ASEAN
ü Luas
Indonesia itu terbesar keempat di dunia, dimana dibanding 9 negara ASEAN yang
ada, Indonesia menjadi negara terbesar.
ü Indonesia
memiliki penduduk dengan usia produktif terbesar diantara 9 negara ASEAN lain
ü Indonesia
memiliki penduduk dengan kelas menengah terbesar di antara 9 negara lain
ü Prospektif
destination ke-4 dengan adanya 33 provinsi yang ada di Indonesia.
Jadi,
marilah bersatu atas nama pemuda Indonesia dalam memanfaatkan setiap potensi
yang dimiliki Indonesia. Marilah menjadi tuan rumah untuk AEC 2015 dimana hal
ini berawal dari saya, Anda, teman-teman di sekitar Anda, keluarga, dan
komunitas Anda untuk memulai dari langkah kecil yaitu “aware/sadar” dengan
adanya tantangan AEC 2015 dimana kita harus meminimalisir budaya konsumerisme.
Untuk teman-teman yang hendak berwirausaha, mari kita menumbuhkan perekonomian
mikro dan pasar domestik yang dapat menggerakkan perekonomian rakyat.
Syukur-syukur dan pasti BISA menjadi eksportir untuk 9 negara ASEAN yang lain.
Amiin.
Mari
membangun masyarakat ekonomi yang peduli dan menjadi generasi muda yang
berkualitas dan berdaya saing dalam memajukan bangsa dengan mampu menghadapi
berbagai tantangan global. INDONESIA BISA!!!
Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya :)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui
Blog:
Fatmawati Indah Purnamasari
fb:
Fatmawati Indah Purnamasari
twitter:
@fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539