Rabu, 18 Desember 2013

Awas! Aku Sedang Jatuh Cinta

Hampa bagai ruang kosong tanpanya
Lemah bak tumbuhan layu tanpa perciknya
Pun akan Rapuh lapuk tanpa kekuatan darinya

Aku begitu mencintainya!
Benar-benar tak rela hidup tanpa kasihnya
Akan mati jika tak bisa memilikinya

Aku benar-benar mencintainya!
Dengan sepenuh hati ku serahkan ruang kosong dalam hatiku
Tuk dipenuhi rasa dan harap padanya


Kebersamaan kami tak cukup lama,
Kadang aku menyadarinya, tapi tak bertahan lama
Sering aku melupakannya dan bersikap biasa saja

Aku sungguh-sungguh mencintainya,
Yang kepadanya ku rela menanggung cobaan
Dan kepadanya, tempat berharap setiap manusia.

Ya, aku tak cukup lama mengenalnya
Seusia dengan lahirku, sejak 21 tahun lalu
Kepadanya, alasan darahku mengalir,
Dengan kehendaknya pun jantungku berdetak
Karena dia ada, dalam tarikan nafasku

Izinkan aku mencitainya, dan terus berharap padanya.



Ralat: *ganti semua "nya" dengan "-Nya" (:

Rabu, 13 November 2013

Ketika Pertanyaan Mengetuk Relung Hati

Empat bulan yang lalu, saya masih mengira-ngira kemana mimpi saya akan dibawa. Tiga bulan lalu, saya mulai mencintai hal ini sebagai kebiasaan setelah selesai berpuasa seharian. Dua bulan lalu, saya mulai membangun mimpi untuk mempertahankan hasrat saya disini. Akan tetapi, satu bulan yang lalu, saya mulai dibingungkan dengan semua ini. Perubahan demi perubahan, pergantian dan pergantian, serta kehilangan pun silih berganti.

Amat disayangkan memang, orang-orang yang awalnya merencanakan ini, kini harus pergi karena merasa lelah bermimpi disini. Tuntutan demi tuntutan tugas kini terasa berat. Seakan berada dipundak-pundak pemimpinya saja. Lantas apa masalah terberat dalam diri? Sampai tak habis pikir untuk terus berkorban sementara yang lain hanya memperjuangkan produktivitas pribadi?


Sabtu, 02 November 2013

Permohonan Maaf

Jika mengatakan bahwa ini ujian terberat, maka ini mungkin akan menjadi ujian yang lebih besar dari yang sebenarnya terjadi. Ini perasaan yang sama, rasa yang sama ketika saya terjatuh di pelukan Tuhan yang selalu sama. Dia menciptakan cinta dengan cepat diantara orang-orang dalam hidup saya, tapi begitu cepat pula Dia membalikkan semua itu. Dia datangkan banyak, dan Dia jauhkan banyak pula orang-orang terdekat saya. Dia membuat saya dicinta, dan dibenci pula oleh orang yang sama. Dia selalu memiliki cara untuk membawa saya menghela nafas dan memejamkan mata sejenak

Saya masih berpijak di bumi yang sama. Tempat dimana saya dilahirkan dan kelak nanti akan dikebumikan. Berbicara tentang kematian, saya amat takut ketika membayangkan jiwa saya diangkat dan dibebaskan dari beban yang ada dalam diri saya. Saya bisa membayangkan betapa beratnya melepas pikiran, perasaan, dan semua harapan dibalik pilihan menuju keabadian. Setiap hari saya menolak untuk menerima kematian karena takut tisak akan memiliki teman setia dalam keabadian.

Dia benar, Dia memang benar. Malam ini saya berada dikeramaian, akan tetapi diri saya merasa sendiri. Merasa dimiliki jiwa yang tidak bisa mengatur detak jantung yang semakin berdetak cepat. Saya merapuh mengikuti pikiran yang kalut karena lelah mengikuti arus kehidupan. Terseret dari hulu dan belum tahu akan berhenti dimana.

Beberapa saat lalu, saya meluangkan waktu untuk menghapuskan segala dosa kepada orang terdekat saya. Orang tua, sanak keluarga, teman menempuh ilmu di Fakultas, teman kosan, dan beberapa orang yang menyadari keterkaitan saya dengan perasaan seperti ini. Kali ini, saya ingin sekali lagi menghapuskan dosa dengan meminta maaf kepada setiap pembaca yang mungkin telah dirugikan karena waktu dan pikiran yang telah dicurahkan untuk membaca tulisan berikut ini.


Tulisan ini terinspirasi dari beberapa teman di yang telah membuat saya tersenyum bangga dan menangis pilu karena kesalahan yang saya buat. Mungkin terlalu banyak perkataan atau perbuatan yang membuat teman-teman sakit hati. Semoga kesediaan teman-teman untuk memaafkan saya, dibalas dengan kemudahan yang berlipat ganda oleh Dia yang selalu mencintai kita.

Selasa, 29 Oktober 2013

Berbobot Lebih dari 24 sks :P

Saya baru saja merencanakan hal gila di saat saya memasuki tahap perkembangan dewasa muda. Mengambil beban kerja yang bobotnya lebih dari 24 sks. Hehehe. Maaf ya kalo nanti kesannya curcol.
Harapan telah saya curahkan untuk hal hal berbau kolaborasi ini. Tekad untuk melihat Indonesia yang lebih baik (dalam segala bidang) menjadi alasan susahnya tertidur saat sudah memikirkan hal yang satu ini. Saya tidak pernah se"ngoyo" ini, bahkan demi uang. Selama 3 tahun saya menjadi anak rantau, bekerja merupakan suatu hal yang sering saya lakukan. Dari berjualan donat dan gorengan keliling kamar di Asrama UI, hingga tender proyek ratusan juta di tempat kerja. Kedua hal tersebut saya lakukan dengan santai dan tidak pernah berpikir panjang dalam setiap pengerjaannya. Ketika saya malas, saya pun cuti dari semua rutinitas yang ada. Tidak peduli siapa yang akan rugi jika saya tidak memenuhi tanggung jawab saya. Ibarat kata, saya besok mati karena kelaparan pun tak apa.
Sampai akhirnya sekarang saya rela begadang setiap ada waktu. Tidak sesekali, bahkan tidak tahu lagi harus menghitung menggunakan jari yang mana lagi. Mata saya jarang terpejam di malam hari karena kenikmatan berdiskusi dan memperjelas mimpi yang aneh ini.
KOLABORASI. Satu kata yang membuat hidup saya tidak tenang akhir-akhir ini. Panca indra saya masih normal, masih bisa menangkap stimulus-stimulus yang ada di luar diri saya. Masih bisa melihat, mendengar, mencium, meraba, dan mengecap apa yang disajikan. Akan tetapi, saya hanya sekedar memberikan perhatian untuk sepersekian detik, sampai akhirnya saya kembali memikirkan kata sakral tersebut.
Jemari saya bisa menari-nari diatas keyboard laptop, akan tetapi pikiran saya entah melayang jauh kemana. Menurut orang lain, mungkin hal ini lebay atau mengandung majas hiperbola. Akan tetapi, memang demikian adanya :p.
Satu hal yang membuat saya semangat lagi yaitu sugesti yang saya berikan pada diri saya sendiri.
"Saya menjalankan ini bukan untuk materi, bukan pula untuk prestasi. Hanya saja, saya tidak mau Indonesia menunggu terlalu lama untuk bisa jaya kembali"
Ketika kita menunda 1 menit untuk mengerjakan mimpi ini, maka Indonesia yang lebih baik akan tertunda 1 tahun dari waktu yang diimpikan.

Selasa, 03 September 2013

Memiliki Jiwa yang Lama

:

pelita tak selamanya menyala

kadang badai datang 

bagai tiupan angin pada sang lilin.

malam ini pun mulai bercerita

antara duka dan kecewa pada tirani

terlebur dan mencabik benih harap ku



lantas apa yang masih terpikir

bias air tuba membentengi diri

renungan asa kini tertimbun luka 

tulisan cita pun jadi tak berharga



sesekali coba menderita

miliki jiwa yang telah terlupa lama

sedikit sakit laksana mencekik mimpi

mengurung imaji dalam untaian isi hati



mana bisa mereka mengerti

jikalau niat sudah tercampur urusan pribadi.

kini diri sudah kembali menjadi jiwa,

menyatu lekat bersama nafas yang terikat

meski hujan turun di malam hari,

mentari pun tetap bersinar esok hari.



Dibalik tirai biru aku menjerit

mengintip dunia yang lama menutupiku

cobalah tanyakan padaku

kisah apa yang terukir di bukuku



"perkataan raga pada jiwa yang menyala"

terima kasih telah menjadi jiwaku selama ini. mungkin aku hanya seonggok daging bertulang yang tak berarti. Ku miliki kamu, dan kau pun begitu. Cukup lah kita berdua, dan Tuhan menjadi saksinya





Senin, 10 Juni 2013

Jangan Mengeja Apa yang Sudah Tertulis

Sekejap ku melihat,
Seorang lelaki dengan Helm merah, 
Motor merah, dan berbaju abu-abu
Tinggi badan mungkin sama layaknya kamu
Berdiri di depan atm Mandiri,
dengan jalan yang sama,
Tetiba teringat teman 1 atau 2 tahun yang lalu
Yang kini sedang bersinar terang

Tatkala rindu menjadi saksi pilu,
Kenangan suaramu berbisik pelan memanggilku
Disini, di ujung gang kecil iini,
Tempat kita mengayuh pertemanan
Menyusuri setiap memori yang berlalu
Membuatku tertatih dengan ukiran penyesalan

Jikalau ada duri kutancapkan di relung hatimu
Maka ampunilah aku.
Betapa lelah aku menapaki hari ini
Sejenak bersandar di sudut kamar,
Teringat kembali akan perjalanan itu.

Lembayung di ujung Palmerah,
Terlihat ketika melaju di atas dua roda,
Kau kawanku dan romansaku
Rekan pertama dimana aku merasa sama
A place where I come back after had a long journey
Tempatku melepas beban pundakku

Lantas haruskah memulai dari “Nol” lagi,
Untuk kedua kalinya, sementara kurasa sama
Aku kini menyadari,
Tak ada sedikitpun kenangan yang terbuang sia-sia
Akan ku pungut setiap memori itu,
Kusimpan rapi dalam album memori,
Tentang teman, yang berakhir dengan melodi.

Ku panjatkan doaku pada-Nya
agar Dia menjagamu dalam limpahan rahmat,
 Dan agar Dia mengasihimu dalam limpahan sayang
Serta agar Dia mengenangmu dalam limpahan kenangan indah
*Ditulis disini, di tengah gang kecil itu*




Selasa, 07 Mei 2013

Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part3



Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part3
Oleh: Fatmawati Indah Purnamasari
Delegasi Indonesia untuk JENESYS 2.0 bertemakan AEC 2015, Jepang 31 Maret-7 April 2013

Nah, sekarang saya ingin melanjutkan kembali analisa peluang Indonesia yang selanjutnya. Untuk kamu yang baru pertama kali baca tulisan saya, silakan baca PENDAHULUAN-nya dulu yaa. Biar mindset kita sama. .Disimak ya, silakan dikritisi setelah membaca sampai akhir tulisan ini J. Menurut Depdagri, peluang yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 adalah sebagai berikut:

(1). Manfaat integrasi ekonomi  & (2). Pasar potensial dunia (baca disini)
(3). Negara pengekspor & (4). Negara Tujuan Investor (baca disini)

5.    Daya Saing. Adanya pembukaan pasar bebas dalam berbagai sektor di perekonomian Indonesia mengurangi adanya hambatan tarif dan non-tarif dalam perdagangan. Hal ini tentu menarik para produsen dan pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya pada pasar yang lebih luas. Ketika belum ada pasar bebas, mungkin target pasarnya hanya berada pada pasar domestik saja, akan tetapi setelah adanya pasar terbuka, mereka bisa menambah segmentasi pasar mereka. Tantangan terbesar muncul bersamaan dengan munculnya persaingan harga, persaingan kualitas, dan persaingan mencari konsumen. Jika para produsen dan pelaku usaha tidak memasang strategi yang tepat, pasar terbuka yang sebenarnya dapat menambah keuntungan justru dapat menjadi batu ganjalan bagi kemajuan usaha jika kalah saing. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan adanya spesifikasi produk yang membuat produk dari para produsen dan pelaku usaha Indonesia unik dan khas sehingga berbeda dengan produk lain. Adanya konsumen setia yang dapat tetap bertahan dengan kualitas yang dijaga oleh para produsen juga mampu menjadi angin segar bagi eksistensi produk. Daya saing ini juga hendak kita hadapi dalam sektor jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja juga. Dalam sektor jasa dan tenaga kerja, para penyalur jasa dan produsen jasa yang dahulunya mungkin hanya bersaing dengan orang yang ada disekitarnya, mungkin sekarang ini harus makin peka dan mengoptimalkan potensi dirinya agar mampu bersaing secara sehat pada AEC 2015 nanti. Sekali lagi saya informasikan bahwa AEC 2015 bukanlah suatu bayang-bayang raksasa yang harus kita takuti. Siap tidak siap, kita HARUS SIAP untuk bersaing dengan negara-negara tetangga, bahkan China dan negara yang lain. Tidak lain demi eksistensi diri, komunitas, masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Persiapan menjelang AEC 2015 dimana akan ada istilah ”liberalisasi” yang disuarakan disegala penjuru sepatutnya membuat kita sadar bahwa semangat juang, pengembangan diri, dan kolaborasi aksi merupakan kunci awal kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah bagi AEC 2015.

6.       Sektor Jasa yang Terbuka. Dibidang Jasa, Menurut survey yang dilakukan SAKERNAS (2011), di Indonesia, jasa pertanian masih menempati posisi tertinggi yaitu hampir 36% dari total peran sektor jasa dalam neraca pendapatan Indonesia. Angka tersebut cukup tinggi dibanding dengan manufacturing yang mencapai angka 13% dan jasa retail & wholesaler yang mencapai angka 21%. Sampai tahun 2013 ini, menurut penuturan Bapak Iskandar Panjaitan, Direktorat Perundingan Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, ASEAN telah menyelesaikan 8 Paket Komitmen AFAS (ASEAN Framework Agreement on Service) sampai dengan tahun 2012, dengan adanya 80 subsektor jasa yang telah diintegrasikan. Dengan kata lain, ada 8 macam bidang jasa yang sudah disiapkan untuk ”diliberalisasikan” pada tahun 2015 nanti.
8 Mutual Recognition Arrangements(MRA) yang telah disepakati antara lain:
1. MRA on Engineering Services
2. MRA on Nursing Services
3. MRA on Architectural Services
4. Framework Arrangement for Mutual Recognition on Surveying 
5. Qualification
6. MRA on Tourism Professional
7. MRA on Accountancy Service
8. MRA on Medical Practitioners, MRA on Dental Practitioners

-----To be continued------
Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya :)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539




Senin, 22 April 2013

Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part2


Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . #Part2
Oleh: Fatmawati Indah Purnamasari
Delegasi Indonesia untuk JENESYS 2.0 bertemakan AEC 2015, Jepang 31 Maret-7 April 2013

Hello, this is my third written for AEC 2015’s issue. Topik hari ini merupakan kelanjutan dari tulisan saya yang kedua dimana saya mencoba melihat perspektif pemerintah dalam menganalisa kesiapan Indonesia untuk menghadapi AEC 2015. Sekedar mengingatkan, untuk yang baru pertama kali membaca isu AEC ini, silakan baca terlebih dahulu penjelasan singkat AEC 2015 di Hitam Putih ASEAN Economic Community (AEC) 2015 dan Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part1. Mengingatkan sedikit bahasan pada tulisan #Part1 tentang  potensi yang dimiliki Indonesia, pemerintah mengutarakan bahwa Indonesia memiliki beberapa peluang di dalam AEC 2015. Pertama, Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk turut serta dalam memanfaatkan integrasi ekonomi dalam membuka pasar yang lebih luas lagi di kawasan ASEAN. Kedua, potensi Indonesia yang merupakan pasar potensial dunia, khususnya ASEAN, dimana penduduk Indonesia menyumbang angka sebesar 40% total penduduk ASEAN. Letak geografis Indonesia juga turut mendukung potensi SDM dan SDA yang ada di Indonesia.
Nah, sekarang saya ingin melanjutkan kembali analisa peluang Indonesia yang selanjutnya. Disimak ya, silakan dikritisi setelah membaca sampai akhir tulisan ini :) . Menurut DerDagRI, peluang yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 adalah sebagai berikut:
  1. Manfaat integrasi ekonomi *
  2. Pasar potensial dunia*
  3. Negara pengekspor. Depdagri mencatat 10 komoditi unggulan ekspor Indonesia baik ke dunia maupun ke intra-ASEAN selama 5 tahun terakhir, tercatat dari tahun 2004-2008. Depdagri optimis bahwa kesepuluh komoditi ekspor ini potensial untuk semakin ditingkatkan dan menjadi komoditi unggulan ekspor dunia. Komoditi tersebut antara lain: kelapa sawit, tekstil & produk tekstil, elektronik, produk hasil hutan, karet & produk karet, otomotif, alas kaki, kakao, udang, dan kopi. Sementara untuk intra-ASEAN (di dalam kawasan ASEAN) komoditi ekspornya adalah minyak petroleum mentah, timah, minyak kelapa sawit, refined copper**, batubara**, karet, biji kakao, dan emas. Disamping itu, Depdagri menambahkan bahwa Indonesia juga masih punya komoditi lain yang punya peluang usaha untuk diekspor ke luar negeri antara lain: peralatan kantor, rempah-rempah, perhiasan, kerajinan, ikan & produk perikanan, minyak atsiri, makanan olahan, tanaman obat, peralatan medis, serta kulit & produk kulit. Nah itu komoditi ekspor yang hendak di optimalkan oleh pemerintah kita dalam menyikapi AEC 2015 nantinya. Sebagai seorang rakyat yang baik, tentunya kita harus senantiasa memanjatkan doa dalam setiap ibadah kita agar pemerintah dan para stakeholders perekonomian makro Indonesia dapat cermat dan teliti dalam mengidentifikasi tujuan pasar agar sesuai dengan segmen pasar dan spesifikasi dari kualitas komoditi yang ada. Jangan sampai penjualan komoditi yang notabene berasal dari kekayaan negara ini hanya akan menjadi konsumsi kantong sebagian orang saja. Semoga pendapatan nasional Indonesia dapat digunakan kembali untuk memperbaiki infrastruktur dan menjadikan Indonesia lebih baik lagi di masa yang akan datang.
  4. Negara Tujuan Investor. Dengan uraian “kekayaan” Indonesia di atas, tentu banyak investor yang berburu untuk datang ke Indonesia. Senin minggu lalu, sya menghadiri sebuah forum pemuda yang diprakarsai HIPMI di FE UI. Salah satu pembicaranya mengatakan bahwa secara kasar, jika dihitung-hitung investasi asing di Indonesia berjumlah sekitar 55% dari seluruh saham yang go public. Hal ini membuat Indonesia cukup bergantung dengan peluang kerjasama dengan swasta asing. Angka ini mungkin akan bertambah jika stakeholders pribumi tidak  mencoba untuk melihat potensi investasi di Indonesia, atau mungkin karena kekurangan sumber daya untuk membeli saham. Jika kita bangga dan mengkonsumsi produk-produk dalam negeri, uang kita sedikit banyak akan menambah modal para pengusaha mikro, kecil dan menengah sehingga presentase saham mungkin akan dapat dikuasai kembali oleh pribumi
* sudah di bahas di tulisan Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part1
** Ketika saya sedang berkunjung ke Port of Nagoya, Jepang, pada 4 April 2013 lalu, saya menemukan beberapa barang tambang yang diimpor dari Indonesia. Refined cooper yang dibicarakan di atas juga diimpor oleh Jepang dari Indonesia




-----To be continued------
Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya :)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui

blog: Fatmawati Indah Purnamasari
fb: Fatmawati Indah Purnamasari
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539

Minggu, 21 April 2013

AEC 2015: INDONESIA BISA!


Saya bahkan tidak akan mampu menjangkau lebih dari beberapa orang untuk akhirnya mereka mau membaca tulisan saya. Lantas apa yang membuat saya sangat bersemangat untuk meminta bantuan teman-teman sekalian untuk membagi pengetahuan melalui tulisan tersebut? Saya ingin meminta bantuan teman-teman untuk menyiapkan teman-teman di sekitar kita agar sama-sama memiliki visi yang sama dalam mensukseskan ASEAN Economic Community 2015 nanti. Bayangkan jika kita sadar akan tantangan yang harus kita hadapi, kemudian kita menyiapkan diri untuk menjadi lebih baik lagi, lalu menularkan kebiasaan baik tersebut kepada teman disekitar anda, seterusnya sampai mereka menularkan kebiasaan yang lebih baik lagi kepada orang lain, tentu akan banyak inspirasi yang didapat dari internal networking yang kita bangun.
Mari bagi dan dapatkan ilmu baru!

https://www.facebook.com/notes/fatmawati-indah-purnamasari/hitam-putih-asean-economic-communityaec-2015/585840998100292

https://www.facebook.com/notes/fatmawati-indah-purnamasari/menurut-pemerintah-asean-economic-community-aec-2015-itu-part1/586074131410312

Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya :)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui
fb: Fatmawati Indah Purnamasari
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539

Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .#Part1


Menurut Pemerintah, ASEAN Economic Community (AEC) 2015 itu. . .
Oleh: Fatmawati Indah Purnamasari
Delegasi Indonesia untuk JENESYS 2.0 bertemakan AEC 2015, Jepang 31 Maret-7 April 2013

Berikut merupakan tulisan kedua saya tentang AEC 2015. Jika teman-teman ingin tahu dasar pemikiran saya tentang AEC 2015, silakan baca di Hitam Putih ASEAN Economic Community(AEC) 2015. Dalam tulisan pertama, saya mencoba untuk sedikit menggambarkan AEC 2015 berdasarkan cetak biru AEC 2015. Setelah itu, saya memberikan sedikit paparan tentang peran pemuda Indonesia dalam mendukung kemajuan AEC 2015. Dalam tulisan kedua ini, saya kembali memaparkan sedikit penjelasan AEC 2015 akan tetapi dari sudut pandang pemerintah Indonesia. Silakan membaca dan mengomentari/memberikan tanggapan/kritik/saran/perbaikan terhadap tulisan-tulisan saya. Terima kasih atas kesediaannya meluangkan waktu untuk membaca sampai akhir.
Tidak hanya mengaju pada cetak biru AEC 2015, pemerintah Indonesia mencoba untuk melakukan analisa terhadap AEC 2015 melalui analisis terhadap kesiapan Indonesia menuju AEC 2015. Bisa diunduh di Indonesia menuju ASEAN Economic Community 2015. Bapak Gusmadi Bustami, selaku Dirjen Kerjasama Perdagangan International, DepDagRI mengatakan bahwa penerbitan buku tersebut dimaksudkan untuk mensosialisasikan dan mengkomunikasikan hasil-hasil kesepakatan dan perkembangan implementasi kesepakatan kerjasama integrasi ekonomi ASEAN sebagaimana yang tercetak di cetak biru. Dengan adanya buku ini, diharapkan seluruh stakeholder perekonomian Indonesia dan seluruh komponen bangsa Indonesia memiliki pemahaman yang sama, satu langkah dan irama yang berfokus dalam pencapaian AEC 2015. Cita-cita yang mulia bukan?

Nah untuk kali ini, saya mencoba untuk melihat analisis peluang dan tantangan yang dipaparkan oleh pemerintah kita. Menurut DerDagRI, peluang yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 adalah sebagai berikut:
1.       Manfaat Integrasi Ekonomi. Menurut Depdagri, Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk dapat membuka dan membentuk pasar yang lebih luas lagi. Hal ini akan mendorong peningkatan efisiensi dan daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN. Dari hal tersebut, tantangan kita sebagai seorang pemuda yang nantinya akan menjadi tenaga kerja/wirausahawan, yang perlu kita siapkan adalah pembekalan dini terhadap peningkatan kualitas dan ketrampilan kita. Jika saat ini teman-teman hanya mengutamakan peningkatan hard-skill saja, coba sedikit demi sedikit meningkatkan soft-skill juga sehingga efektifitas dan efisiensi dalam bekerja nantinya bisa OK. Memang persaingan tenaga kerja di 2015 nanti akan menurunkan probability kita untuk mendapatkan pekerjaa, akan tetapi ketika kita sudah mempersiapkan diri kita sedari dini, kita tentu akan tetap mendapatkan tempat yang kita inginkan. Keuntungannya ketika kita hendak bekerja di Indonesia, kita sudah mengetahui budaya dan bahasa yang digunakan, sementara mungkin para pekerja asing yang hendak masuk Indonesia belum sempat mempelajari itu. Syukur-syukur kalau teman-teman dapat meningkatkan kemampuan diri dalam berbahasa Inggris, mungkin hal tersebut akan jauh lebih baik lagi.
2.       Pasar Potensial Dunia. Seperti yang saya kemukakan dalam analisa saya di tulisan yang pertama, penduduk Indonesia menyumbang angka 40% penduduk ASEAN tentu saja merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia dalam menjadi negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa depan. Nah sekarang saya meminta kesediaan teman-teman untuk menggunakan imaginasi sejenak. Bayangkan ketika 40% penduduk ASEAN, yaitu penduduk Indonesia menjadi konsumen dari produk-produk negara tetangga (dengan tidak adanya tariff impor yang masuk ke kantong negara). Itu adalah kondisi yang pertama, dan sekarang bayangkan jika 10%-40% penduduk ASEAN, khususnya penduduk Indonesia, menjadi produsen atau mendirikan UMKM dan melakukan ekspor ke 9 negara ASEAN lain (dengan adanya pajak penghasilan, sewa, dll yang masuk ke kantong negara) kira-kira pendapatan nasional Indonesia lebih banyak yang mana? Kasus 1 atau kasus 2? Jika menurut anda jawabannya adalah pada kasus 1, mungkin teman-teman perlu mempertimbangkan lagi untuk menggunakan uang yang ada secara lebih bijak, karena bisa saja kita akan mengalami inflasi besar-besaran dalam waktu dekat. Akan tetapi, jika teman-teman menjawab kasus 2, maka sudah sepatutnya kita menjadi pemuda calon pemimpin negara ini karena mampu memiliki visi untuk menggerakkan perekonomian dan meningkatkan pendapatan nasional Indonesia. Lantas apa yang dapat teman-teman lakukan jika memang saat ini belum mampu menjadi pengusaha? Jawabannya adalah kesediaan untuk memulai dari diri sendiri. (a) persiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang ada, (b) kurangi konsumerisme barang-barang impor. (c) Bangga terhadap produk dalam negeri, kalau memang memiliki uang untuk dibelanjakan, belilah produk-produk Indonesia, sehingga uang kita bisa masuk ke kantong negara, dan (d) perluaslah komunikasi dan networking anda dengan banyak orang sehingga pengalaman, pengetahuan, dan kesiapan aksi anda dapat lebih mantaaap. INDONESIA BISA!!!


 -to be continued


Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya :)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui

blog: Fatmawati Indah Purnamasari
fb: Fatmawati Indah Purnamasari
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539

Sabtu, 20 April 2013

Hitam Putih ASEAN Economic Community(AEC) 2015


Hitam Putih ASEAN Economic Community(AEC) 2015
Oleh: Fatmawati Indah Purnamasari
Delegasi Indonesia untuk JENESYS 2.0 bertemakan AEC 2015, Jepang 31 Maret-7 April 2013


Dalam beberapa menit, coba bayangkan saat ini Anda pergi ke suatu supermarket atau pasar traidisional untuk membeli beras. Sudah? Apa yang Anda lihat? Apakah kemungkinan besar dari Anda masih bisa menemukan beras Cianjur, Bogor, Depok, Jawa Tengah, dan beras-beras yang berasal dari kota-kota di Indonesia?
Nah, sekarang bayangkan kembali dalam beberapa menit, suasana 2 tahun yang akan datang, ketika Anda juga pergi ke suatu supermarket atau pasar tradisional untuk membeli beras. Apa jadinya ketika beras yang Anda temui pada hari ini, sudah tidak terlihat. Bayangkan jika di supermarket atau pasar tradisional tersebut Anda hanya menemui beras Vietnam, Thailand, Kamboja, Laos, Filipina, Malaysia, Brunei, Singapura, dan Myanmar. Apa yang hendak Anda lakukan? Lantas, mengapa bisa terjadi hal demikian? Berikut sepenggal kisah yang hendak saya paparkan. Simak ya :)
Munculnya produk-produk atau jasa yang berbau negara-negara ASEAN di Indonesia sebenarnya dilatar belakangi oleh AEC yang hendak dimaksimalkan di tahun 2015 nanti. Lantas sudah tahukah kamu dengan isu terkini yang bertemakan ASEAN Economic Community (AEC) yang hendak dimanifestasikan secara penuh di tahun 2015 itu? Sebelumnya, alangkah baiknya ketika kita mengawali langkah kita dalam tulisan ini dengan pemahaman yang sama. Menurut Blueprint AEC 2015 yang dapat diunduh di blue print AEC 2015, AEC merupakan suatu realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi seperti Visi ASEAN 2020. Pertemuan para petinggi ASEAN di Bali, Indonesia, pada Oktober 2003 silam menghasilkan suatu kesepakatan bahwa demi mencapai konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi, diperlukan suatu inisiatif baru dengan perencanaan yang jelas. Selanjutnya pada ASEAN Economic Ministers Meeting(AEM)(pertemuan Menteri Ekonomi se-ASEAN) pada Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, muncul kesepakatan untuk mengembangkan blueprint(cetak biru) yang tunggal dan koheren guna menjadi dasar pelaksanaan berbegai tindakan dalam bidang ekonomi. Pada KTT ASEAN ke-12, Januari 2007, Para pemimpin negara ASEAN sepakat untuk mempercepat pembentukan AEC pada 2015 dan mengubah ASEAN menjadi wilayah dengan pergerakan bebas terhadap barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal lain dengan lebih bebas lagi.
Konsep perdagangan bebas antar negara ASEAN tersebut selanjutnya dituntun oleh karakteristik perdagangan yang tercantum juga dalam cetak biru AEC 2015. AEC diharapkan memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) pasar tunggal dan berbasis produksi, (2) wilayah ekonomi yang kompetitif, (3) wilayah pembangunan ekonomi yang adil, dan (4) wilayah yang terintegrasi ke dalam ekonomi global. Dari 4 karakteristik tersebut, dapat kita pahami dengan sedikit berkecil hati bahwa jika saat ini kita berlaku sebagai seorang pedagang, maka kita hendak mendapatkan berbagai saingan atau kompetitor yang datang dari 9 negara ASEAN lain. Akan tetapi, jika kita sekarang adalah konsumen “sejati” yang hobi untuk berbelanja, mungkin kita akan terpuaskan dengan banyaknya pilihan barang dan harga yang relative beragam atau justru malah seragam.
Nah itu dari sisi 1. Disisi yang kedua, perlu teman-teman tahu bahwa dengan adanya AEC 2015, pergerakan barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terlatih tentunya akan sangat bebas dan jauh dari kata “pajak pemerintah”. Sedikit informasi, pajak itu turut menyokong angka pendapatan nasional negara kita lho. Nah, lantas negara ini dapat pemasukan dari mana ya, kalau tidak ada barang yang kena pajak? Bisa-bisa angka pendapatan nasional Indonesia kita tercinta menurun kalau tidak ada barang kena Pajak.
Nah, sebenarnya, dibalik permasalahan yang diilustrasikan di atas, tindakan kecil dari teman-teman bisa sedikit demi sedikit membantu pergerakan Indonesia untuk bisa menghadapi tantangan AEC 2015 lho. Mau tau gak gimana caranya? Berikut ilustrasinya J




Dan uang teman-teman yang dibelanjakan untuk membeli produk dalam negeri itu, sebenarnya akan menggerakkan usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia sehingga perekonomian domestik yang ada di sekitar kita bisa tetap stabil.
Paragraf terakhir, tapi bukan berarti langkah terakhir saya dalam mensosialisasikan AEC 2015, saya ingin memberikan gambaran kepada teman-teman tentang potensi yang dimiliki negeri kita tercinta ini.
ü  Indonesia itu menyumbang 40% total penduduk ASEAN
ü Luas Indonesia itu terbesar keempat di dunia, dimana dibanding 9 negara ASEAN yang ada, Indonesia menjadi negara terbesar.
ü  Indonesia memiliki penduduk dengan usia produktif terbesar diantara 9 negara ASEAN lain
ü  Indonesia memiliki penduduk dengan kelas menengah terbesar di antara 9 negara lain
ü  Prospektif destination ke-4 dengan adanya 33 provinsi yang ada di Indonesia.
Jadi, marilah bersatu atas nama pemuda Indonesia dalam memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki Indonesia. Marilah menjadi tuan rumah untuk AEC 2015 dimana hal ini berawal dari saya, Anda, teman-teman di sekitar Anda, keluarga, dan komunitas Anda untuk memulai dari langkah kecil yaitu “aware/sadar” dengan adanya tantangan AEC 2015 dimana kita harus meminimalisir budaya konsumerisme. Untuk teman-teman yang hendak berwirausaha, mari kita menumbuhkan perekonomian mikro dan pasar domestik yang dapat menggerakkan perekonomian rakyat. Syukur-syukur dan pasti BISA menjadi eksportir untuk 9 negara ASEAN yang lain. Amiin.
Mari membangun masyarakat ekonomi yang peduli dan menjadi generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing dalam memajukan bangsa dengan mampu menghadapi berbagai tantangan global. INDONESIA BISA!!!



Jika memang terdapat hal-hal yang kiranya bermanfaat di dalam tulisan tersebut, silakan di share dengan teman terdekat ya :)
dan jika ada hal-hal yang kurang sependapat, saya sangat terbuka dalam menerima setiap kritik, tanggapan, saran, dan perbaikan untuk tulisan pertama tentang topik ini.
Silahkan sampaikan kritik, saran, komentar, dan pendapat anda terhadap tulisan ini.
Bisa juga melalui
Blog: Fatmawati Indah Purnamasari
fb: Fatmawati Indah Purnamasari
twitter: @fatmawatiindah
email: fatmawatiindah9@gmail.com
Telp/sms : 089624383539

Translate