Mata terpejam, melarutkan setiap duka dalam pikiran yang tertimbun dalam.
Aku masih memejam, berharap setiap luka tak terbuka terlalu lama.
Diriku telah jatuh, dalam harapan yang tak sedikitpun ku beri batas.
"Berharap kalian mengerti aku, memahami sejenak isi pikiran dan perasaanku".
Ku harap sedih tak berujung ini pun dapat kalian mengerti.
Andai aku bisa, ingin ku tulis semua suka dan duka,
dalam surat-surat yang ku terbangkan ke langit atau ke laut lepas.
Tapi ku pilih untuk menyimpannya, dalam diam dan heningnya suasana.
Bukankah kalian tahu makna dari suatu rahasia, yang seharusnya tak perlu dijadikan lelucon dan jimat untuk membuat diriku mengalah?
Aku memilih bercerita pada kawan, sekedar membuka obrolan atau meluruh lara dalam sungai ketentraman yang ada.
Tapi mengapa, justru lara itu bergerak kembali ke arahku.
Memburuku dengan kecewa dan duka.
Tak mampukah engkau mengerti aku, dan segenap pengharapanku.
Ataukah kini aku menerbangkan bumerang, yang justru dilempar.kembali dan kini menghantamku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar