Di era demokrasi seperti sekarang ini, semua orang telah mendapat jaminan kebebasan hak – hak asasi sebagai kodrat manusia. Berbagai macam kebebasan mulai dari hak untuk hidup sampai hak untuk berpendapat telah diundangkan dalam lembaran negara - negara didunia. Begitu pula di Indonesia, rakyat Indonesia diberikan suatu kebebasan yang bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Kita sebagai seorang mahasiswa juga telah merasakan sumbangsih kebebasan itu dalam hal mengejar ilmu atau memperoleh pendidikan. Bahkan kita telah mengenyam bangku pendidikan dari taman kanak – kanak hingga saat ini di perguruan tinggi.
Mahasiswa merupakan agen perubahan, calon pembaharu dan agen kontrol sosial dalam masyarakat. Seorang mahasiswa dituntut agar dapat menjadi penyalur aspirasi rakyat bagi setiap ikon pembangunan.
Peran mahasiswa sebagai agen perubahan serta agen kontrol sosial berhubungan dengan perjuangan rakyat dan mahasiswa dalam bergerak bersama merubah tatanan salah yang ada sehingga menjadi tatanan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.
Sedangkan peran mahasiswa berdasar kualitas psikologis mahasiswa sebagai calon pembaharu, erat kaitannya dengan sisi masyarakat yang membutuhkan generasi muda dengan berbekal moral dan intelektual. Mahasiswa diharap dapat menjadi pemimpin atau petunjuk kemajuan apabila ia terjun langsung dalam pengabdian masyarakat. Ia harus dapat menyumbangkan pemikiran agar tercipta masyarakat madani yang terbentuk karena adanya generasi yang memperbaiki moral bahkan struktur masyarakat agar menjadi lebih baik.
Akhir – akhir ini, di Indonesia banyak tejadi kasus penganiayaan dan kekerasan terhadap anak – anak. Berbagai kasus percobaan pembunuhan terhadap anak di bawah umur telah mewarnai berbagai layar berita di tanah air. Sebut saja kisah Bu Reni, seorang ibu rumah tangga di Lumajang Jawa timur yang nekat meminumkan racun serangga kepada kedua anaknya yang berumur enam tahun dan tiga tahun. Lantaran ia dikejar – kejar “dept collector”, ia sampai nekat berniat mengakhiri nyawanya dan kedua anaknya.
Himpitan ekonomi adalah penyebab utama berbagai kasus pembunuhan anak tersebut terjadi. Mental anak pun menjadi terganggu dan beban psikis pun ia dapatkan. Disaat kejadian seperti ini terjadi,dibutuhkan seorang yang mengerti tentang ilmu psikologi agar dapat mengembalikan jiwa anak – anak itu menjadi selayaknya seperti anak – anak yang bisa bebas bermain. Disitulah peran mahasiswa psikologi dibutuhkan, dalam bentuk nyata pengabdian masyarakat. Mahasiswa psikologi dapat membantu para korban kekerasan dan penganiayaan tersebut, dengan memberikan terapi mental gratis agar mengembalikan semangat hidup korban kekerasan tersebut, khususnya anak – anak agar tetap bisa melanjutkan kehidupan yang lebih baik lagi.
Mungkin hal tersebut di atas hanya sebagian kecil bentuk masalah dan peran mahasiswa psikologi bagi masyarakat. Disamping hal tersebut di atas, mahasiswa psikologi juga bisa membantu mengembalikan semangat anak – anak jalanan agar mau bersekolah lagi. Bantuan dorongan moral maupun material yang dapat ia sumbangkan bagi masyarakat secara langsung maupun tidak langsung adalah merupakan sebuah bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat sebagai bukti kepeduliannya terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar