The Little Prince menceritakan tentang seorang anak berusia enam tahun yang selalu ditertawakan orang dewasa karena selalu menunjukkan gambar aneh yang menurutnya itu adalah gambar ular Boa yang memakan Gajah. Setiap kali ia menunjukkan gambar tersebut pada orang dewasa, mereka beranggapan bahwa itu hanyalah gambar topi yang terinjak. Dia mencoba untuk memperbaiki gambarnya namun orang-orang tetap saja menertawakannya. Hal itulah yang menyebabkan ia tidak mau menggambar lagi dan memutuskan untuk menjadi seorang pilot.
Saat si pilot(Richard Kiley) menerbangkan pesawatnya dari Paris menuju India, mesin pesawatnya rusak dan ia melakukan pendaratan darurat di Gurun Sahara. Di sana dia bertemu dengan seorang anak kecil yang bernama Little Prince(Steven Warner). Sebelum meninggal, the Little Prince bercerita kepada pilot tentang pengalamannya yang beraneka ragam saat mengelilingi Tata Surya. Little Prince membagi pengalaman pentingnya saat bertemu dengan rubah dan ular hingga akhirnya dia meninggal karena gigitan ular.
Film fiksi ini sangat menarik, baik dari segi penyampaian nasehat maupun inti film. Iringan musik dalam setiap scene film membuat penonton tidak mudah jenuh dan mengantuk. Film ini membuat emosi, nalar, dan ketegangan kita bercampur aduk. The Little Prince hendak menceritakan perbedaan pemikiran antara orang dewasa dan anak-anak. Hal tersebut terjadi karena orang dewasa cenderung untuk mengartikan segala sesuatu berdasar pengalaman yang ia peroleh, sedangkan anak kecil yang masih belum mendapatkan pengalaman akan melihat segala sesuatu dengan nalarnya.
Topik bahasan dalam film ini sangat relevan untuk masa kini karena mengajarkan kita untuk bersikap lebih bijak dalam menilai segala sesuatu. Film ini juga memberikan pesan tersirat bahwa orang dewasa belum tentu benar hanya dengan pengalamannya saja, tetapi terkadang kita juga harus belajar dari anak kecil. Seperti pada waktu Si pilot sewaktu berusia enam tahun yang selalu diremehkan oleh orang dewasa, hingga ia dewasa ia tidak mau menggambar lagi. Namun saat Little Prince memintanya menggambar, ia bersedia menggambar lagi bahkan berkali-kali demi menyesuaikan dengan keinginan Little Prince. Si pilot juga banyak belajar dari pengalaman yang diceritakan Little Prince dan dia mulai memvisualisasikan cerita Little Prince ke dalam gambar hingga akhirnya dia mulai suka lagi menggambar. Nilai moral lain adalah perkataan si Rubah “Ada hal yang tidak bias dilihat dengan mata, namun hanya bisa dilihat dengan hati yang jernih”. Perkataan itu menunjukkan bahwa kita memandang sesuatu jangan hanya dari pengalaman yang bias kita amati, namun terkadang ketulusan yang akan memberikan kita sesuatu yang berharga suatu saat nanti.
Film ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama. Alur dalam penyampaian cerita ini memadai dan cukup mudah dipahami karena penyampaian bahasanya yang lugas sehingga penonton film ini mudah menginterpretasikan ide si penulis skenario. Si Penulis skenario menyampaikan ide utamanya dengan tersirat dalam kejadian-kejadian yang dialami si pilot dan cerita dari Little Prince.
Film ini ini mengandung bias pada akhir cerita saat Little Prince terbaring lemas akibat gigitan ular. Saat malam menjelang, si Pilot membawanya masuk ke dalam pesawat namun pada pagi harinya Little Prince telah menghilang. Hal tersebut memunculkan persepsi yang berbeda bagi para penonton. Apakah kejadian dalam cerita ini hanya mimpi si pilot semata ataukah memang benar terjadi? Dibalik kekurangan film ini, the Little Prince memiliki berbagai nilai moral yang membangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar