Rasanya lelah sudah mata ini terbuka. Kira-kira lebih dari 16 jam aku
belum sempat memejamkan mata seharian ini. Rutinitas kuliah yang padat dihari Kamis,
dan beberapa aktivitas eventual lain cukup sering mewarnai hari sibukku di
semester ini, hari Kamis. Pada kesempatan kali ini, Kamis, 3 Mei 2012, lebih
tepatnya pukul 21:48, teman saya, sebut saja namanya Muhyi atau Fitra, datang
untuk membicarakan suatu masalah terkait acara dalam paguyuban kami, KOMPI UI. Seperti
biasa, muka kusut dan tak karuan seakan memelas untuk tahu update terbaru
kegiatan yang tengah kami selenggarakan, “Trip To UI”. Acara ini merupakan bakti kami terhadap kota
Pati yang kami manifestasikan dalam mbimbingan belajar dan orientasi kampus
kepada siswa/siswi SMA yang memiliki peringkat terbaik dalam try out yang kami
selenggarakan. Acara ini akan berlangsung dari tanggal 5 Mei sampai 18 Mei
2012.
“Telpon Septa, Ma. Minta tolong Ficky antar kasurnya ke kontrakan
sekarang” kata Muhyi.
Aku hanya menuruti saja perintah dari pak Ketua KOMPI. Hehehehe.
.sejujurnya dalam hati aku sungkan untuk merepotkan anak-anak KOMPI malam-malam
gitu. Seakan tak ada hari esok saja. Dalam pemikiran saya, secara sadar yakin
bahwa nantinya saya yang akan turut bantu dia beres-beres kontrakan. Benar saja,
dua kasur yang dipinjamkan oleh Ibu kosku berhasil pula kami angkat. Dengan
terpaan angin yang lumayan kuat dan dengan dua kali bawa barang, kami sudah
siap beres-beres kontrakan.
Pukul 12 tepat, hanya terdengar suara di warung nasi goreng yang sedari
tadi membuat cacing diperutku berteriak-teriak. Semua sudah beres, sudah saya
sapu dan pel setiap bagian dan sudut dalam rumah tersebut. Mungkin sekitar
pukul setengah satu malam, Muhyi berpamitan untuk pergi membeli kertas kado
guna menutup lubang yang ada didinding. Ya, maklumlah, kontrakan yang kami
dapat itu layaknya pinang dibelah-belah alias rusak. Dinding yang penuh dengan
coretan seakan membuat imaginasi saya terus menerka gambar apa itu. Pengalaman
yang sama, ketika kami tengah rapat panitia, salah satu panitia, sebut saja
namanya Tantri, merinding disko melihat coretan yang terlihat seperti seorang
perempuan. .hahahaha kami benar-benar imaginative J.
“Aku takut kena fitnah, Ma” kata Muhyi ketika kami telah selesai membeli
berbagai pernak-pernik untuk menghias dinding kontrakan. Mendengar kata-kata
itu, saya hanya tertawa. Berpikir bahwa untuk apa orang memfitnah kami. Hal
inilah yang sesungguhnya agak menggelitik pikiran saya. Ada beberapa orang yang
dengan sengaja berduaan untuk tujuan tertentu, dan ada juga orang yang tidak
sengaja berdua meskipun dengan alasan tertentu. Tapi berbeda dalam menanggapi
isu munculnya fitnah. Sebenarnya, saya ingin menyebutnya sebagai gossip, tapi
ya, tak apalah jika akrab disebut fitnah.
“Aku mau nulis ah, semalam bersama psikopat” kata Muhyi sembari menempel “wall-paper”
di dapur. Takut dia bakal ngomong aneh-aneh tentang “gangguan” saya, saya
mencoba untuk mencuri start dalam menulis dan menceritakan apa yang sebenarnya
terjadi. Hahahaha. .hanya sekedar sharing. Saya sampai kos mungkin sekitar
pukul setengah dua dini hari, dan malam Jum’at ini benar-benar malam yang
melelahkan, setelah sebelumnya saya tidak tidur seharian karena dikejar
deadline.
Baca tulisan selanjutnya. . . . . "Hidup Mati di Kejar Deadline"