Jumat, 04 Mei 2012

Semalam Bersama Muhyi


Rasanya lelah sudah mata ini terbuka. Kira-kira lebih dari 16 jam aku belum sempat memejamkan mata seharian ini. Rutinitas kuliah yang padat dihari Kamis, dan beberapa aktivitas eventual lain cukup sering mewarnai hari sibukku di semester ini, hari Kamis. Pada kesempatan kali ini, Kamis, 3 Mei 2012, lebih tepatnya pukul 21:48, teman saya, sebut saja namanya Muhyi atau Fitra, datang untuk membicarakan suatu masalah terkait acara dalam paguyuban kami, KOMPI UI. Seperti biasa, muka kusut dan tak karuan seakan memelas untuk tahu update terbaru kegiatan yang tengah kami selenggarakan, “Trip To UI”.  Acara ini merupakan bakti kami terhadap kota Pati yang kami manifestasikan dalam mbimbingan belajar dan orientasi kampus kepada siswa/siswi SMA yang memiliki peringkat terbaik dalam try out yang kami selenggarakan. Acara ini akan berlangsung dari tanggal 5 Mei sampai 18 Mei 2012.
“Telpon Septa, Ma. Minta tolong Ficky antar kasurnya ke kontrakan sekarang” kata Muhyi.
Aku hanya menuruti saja perintah dari pak Ketua KOMPI. Hehehehe. .sejujurnya dalam hati aku sungkan untuk merepotkan anak-anak KOMPI malam-malam gitu. Seakan tak ada hari esok saja. Dalam pemikiran saya, secara sadar yakin bahwa nantinya saya yang akan turut bantu dia beres-beres kontrakan. Benar saja, dua kasur yang dipinjamkan oleh Ibu kosku berhasil pula kami angkat. Dengan terpaan angin yang lumayan kuat dan dengan dua kali bawa barang, kami sudah siap beres-beres kontrakan.
Pukul 12 tepat, hanya terdengar suara di warung nasi goreng yang sedari tadi membuat cacing diperutku berteriak-teriak. Semua sudah beres, sudah saya sapu dan pel setiap bagian dan sudut dalam rumah tersebut. Mungkin sekitar pukul setengah satu malam, Muhyi berpamitan untuk pergi membeli kertas kado guna menutup lubang yang ada didinding. Ya, maklumlah, kontrakan yang kami dapat itu layaknya pinang dibelah-belah alias rusak. Dinding yang penuh dengan coretan seakan membuat imaginasi saya terus menerka gambar apa itu. Pengalaman yang sama, ketika kami tengah rapat panitia, salah satu panitia, sebut saja namanya Tantri, merinding disko melihat coretan yang terlihat seperti seorang perempuan. .hahahaha kami benar-benar imaginative J.
“Aku takut kena fitnah, Ma” kata Muhyi ketika kami telah selesai membeli berbagai pernak-pernik untuk menghias dinding kontrakan. Mendengar kata-kata itu, saya hanya tertawa. Berpikir bahwa untuk apa orang memfitnah kami. Hal inilah yang sesungguhnya agak menggelitik pikiran saya. Ada beberapa orang yang dengan sengaja berduaan untuk tujuan tertentu, dan ada juga orang yang tidak sengaja berdua meskipun dengan alasan tertentu. Tapi berbeda dalam menanggapi isu munculnya fitnah. Sebenarnya, saya ingin menyebutnya sebagai gossip, tapi ya, tak apalah jika akrab disebut fitnah.
“Aku mau nulis ah, semalam bersama psikopat” kata Muhyi sembari menempel “wall-paper” di dapur. Takut dia bakal ngomong aneh-aneh tentang “gangguan” saya, saya mencoba untuk mencuri start dalam menulis dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Hahahaha. .hanya sekedar sharing. Saya sampai kos mungkin sekitar pukul setengah dua dini hari, dan malam Jum’at ini benar-benar malam yang melelahkan, setelah sebelumnya saya tidak tidur seharian karena dikejar deadline.
Baca tulisan selanjutnya. . . . . "Hidup Mati di Kejar Deadline"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate