Rabu, 15 Oktober 2014

Di Pojok Kelas Saat Mata Kuliah yang Tak Jelas



Sinar mentari minggu pagi itu,
menerpa lembut wajah lelah kita.

Tawa kita memecah sunyinya dunia,
membuat mentari pun tergoda mengintip kita.

Di balik gubuk reot warung teh hangat,
di bawah langit ciptaan Dzat terhebat,
bersama kita jalani kisah yang telah tercatat.

Aku menyukainya,
tatkala dua bola mata kita berjumpa,
berkali aku menunggu itu,
tatkala engkau tertawa karena bisa buatku diam tersipu malu.

Aku mencintaimu,
tapi tak sebesar cinta Allah padamu,
Aku mengasihimu,
pun tak lebih besar dari kasih Ayah-Umi kepadamu.

Tapi aku menyayangimu,
setelah Bapak-Ibuk dan adik-adikku.

Depok, 14/10/14
Dipojok kelas saat mata kuliah yang tak jelas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate