Sabtu, 28 April 2012

Saran vs Perbuatan

Sembari menatap langit-langit kamar, saya teringat kembali memori-memori tentang demonstrasi BBM yang terjadi akhir Maret kemarin. Saya merasa bahwa dunia ini sungguh sangat mengagumkan. Ada orang yang dapat sering memberi saran, dan ada juga orang yang sering "melakukan" tanpa banyak bicara. Saya membayangkan bagaimana seseorang kebingungan karena banyak sekali permintaan yang mungkin berbeda dari masing-masing orang, dan harus dilayani dalam waktu yang bersamaan. Memang benar apa kata pepatah "hati orang siapa tahu". Bagaimana tidak, apa yang ia katakan terkadang tak sesuai yang "benar-benar" ia harapkan. Solusi yang terlintas dalam benak saya adalah bagaimana jika "mereka" turut membantu atau setidaknya merumuskan terlebih dahulu secara bijaksana hal apa yang mereka inginkan. Tapi bagimanapun, rakyat dengan segala kekurangannya, terkadang tak sejeli pemerintah dan jajaran menteri yang ada disana. Patutlah rakyat kembali "bersua" jika orang yang telah bergelar akademik justru mengambil jalan "gelap" untuk menghianati rakyat Indaonesia.

|Intelektual Muda yang justru terbawa arus|

Masih dalam renungan tentang demonstrasi tadi, saya beberapa kali menyayangkan dengan perilaku para intelektual Muda yang sering "bentrok" dengan "aparat" karena emosinya tersulut oleh suasana yang memanas. Seharusnya, mereka dapat lebih bijak dalam menyuarakan "isi hatinya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate