Jumat, 27 April 2012

Peer dan Budaya Kolektivist




Oh jadi ini yang dinamakan peer? J
Peer atau yang sering kita sebut sebagai teman “main” adalah istilah untuk sebuah kelompok yang memiliki kedekatan karena suatu tujuan tertentu. Saat saya masih duduk di bangku sekolah menengah, saya sering menyebut kelompok seperti itu dengan sebutan “geng” yang ternyata sebutan tersebut adalah istilah untuk kelompok yang dipersepsi negative oleh sebagian orang. Memasuki studi awal di perguruan tinggi, lebih tepatnya di kampus biru muda, psikologi UI, saya sering dipaparkan dengan kata “peer” yang hampir setiap hari disebut-sebut oleh semua lapisan masyarakat di kampus tersebut.
|Peer sebagai simbol budaya kolektivist|
Adanya sebuah peer tidak menutup kemungkinan kita memiliki performa kelompok yang bagus, karena kelompok tersebut dipayungi kedekatan antar masing-masing anggota kelompok. Peer yang solid akan memudahkan anggota kelompok untuk tahu informasi terbaru serta hal-hal yang berkaitan dengan identitas kelompok tersebut. Saya pernah menemui sebuah peer yang sangat solid hingga dalam setiap kesempatan mereka selalu bersama dan berkelompok dalam kegiatan-kegiatan baik akademik maupun non-akademik. Menurut saya pribadi, hal tersebut dapat membawa dampak baik positif maupun negative. Jika ditinjau dari budaya masyarakat Indonesia yang kolektivist, peer merupakan salah satu representasi dari budaya kolektivist tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate