Selasa, 24 April 2012

Tersenyum Melihatmu Tertawa




Mendungnya langit menyelimuti suasana hati yang perih. Asal muasal rasa hati siapa yang bisa menyangka. Sama halnya dengan kisah percintaan pada umumnya, ada derita dan ada bahagia. Jika diawali dengan derita, mungkin akan diakhiri dengan bahagia, atau sebaliknya. Hari ini aku telah menipu diriku sendiri. Memakai persona (topeng) bahagia meskipun dalam diri ini menangis meronta-ronta. Sejak aku temui seseorang yang sangat menarik hati, semua luka lama terkubur oleh masa. Dia memang bukan  malaikat yang diturunkan Tuhan ke bumi. Dia hanyalah seorang lelaki biasa yang memegang teguh prinsip yang ia punya. Dia adalah laki-laki yang keras kepala. Pekerja tangguh dengan berjuta pujian yang orang lain berikan. Dia adalah orang yang optimis, selalu memandang sesuatu dengan positif dan penuh antusias.  Pengalaman baru adalah makanan yang selalu ia lahap. Kata belajar pun tidak pernah hilang dari kamusnya.  Dengan berbagai kelebihan skill tersebut, ia mendapatkan anugerah wajah rupawan juga. Hal yang paling mengesankan dari dirinya adalah susahnya membuat dia mengerti akan suatu rasa. Mungkin hal ini dikarenakan sikap dia yang selalu memposisikan orang lain dengan kedudukan dan tempat yang sama. Jadi “there is no special thing”. Singkat kata mungkin seperti itu.
Memang bukan suatu hak saya untuk menuntut perhatian yang lebih dari dia. Tetapi saya ingat dengan kata-kata Mario Teguh, motivator ternama di Indonesia, menyebutkan bahwa sakit hati yang paling menyakitkan adalah ketika orang yang kita sayangi, tidak mengetahui akan sayang kita pada dia.  Itu jauh lebih menyakitkan dari sekedar di tinggal pacar. Sebagai teman yang saat ini dekat dengan dia, terkadang saya ingin mencoba untuk mengetuk pintu hatinya agar dapat mengerti suatu rasa. Sejak beberapa bulan yang lalu, ada seorang gadis yang menaruh hati padanya. Dia sangat merasa bahwa separuh hatinya ada pada laki-laki ini. Setiap hari, si Gadis selalu bertanya dan memikirkan laki-laki ini. Memori si Gadis terkoneksi penuh dengan laki-laki ini. Dua puluh empat jam tidak pernah berhenti tersenyum dan tertawa ketika mengingat laki-laki ini. Kemanapun laki-laki ini pergi, si Gadis selalu mengikutinya seperti layaknya awan yang mengikuti perputaran bumi di siang hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate