Mendungnya langit menyelimuti suasana
hati yang perih. Asal muasal rasa hati siapa yang bisa menyangka. Sama halnya
dengan kisah percintaan pada umumnya, ada derita dan ada bahagia. Jika diawali
dengan derita, mungkin akan diakhiri dengan bahagia, atau sebaliknya. Hari ini
aku telah menipu diriku sendiri. Memakai persona (topeng) bahagia meskipun
dalam diri ini menangis meronta-ronta. Sejak aku temui seseorang yang sangat
menarik hati, semua luka lama terkubur oleh masa. Dia memang bukan malaikat yang diturunkan Tuhan ke bumi. Dia
hanyalah seorang lelaki biasa yang memegang teguh prinsip yang ia punya. Dia
adalah laki-laki yang keras kepala. Pekerja tangguh dengan berjuta pujian yang
orang lain berikan. Dia adalah orang yang optimis, selalu memandang sesuatu
dengan positif dan penuh antusias.
Pengalaman baru adalah makanan yang selalu ia lahap. Kata belajar pun
tidak pernah hilang dari kamusnya. Dengan
berbagai kelebihan skill tersebut, ia mendapatkan anugerah wajah rupawan juga.
Hal yang paling mengesankan dari dirinya adalah susahnya membuat dia mengerti
akan suatu rasa. Mungkin hal ini dikarenakan sikap dia yang selalu memposisikan
orang lain dengan kedudukan dan tempat yang sama. Jadi “there is no special
thing”. Singkat kata mungkin seperti itu.
Memang bukan suatu hak saya untuk
menuntut perhatian yang lebih dari dia. Tetapi saya ingat dengan kata-kata
Mario Teguh, motivator ternama di Indonesia, menyebutkan bahwa sakit hati yang
paling menyakitkan adalah ketika orang yang kita sayangi, tidak mengetahui akan
sayang kita pada dia. Itu jauh lebih
menyakitkan dari sekedar di tinggal pacar. Sebagai teman yang saat ini dekat
dengan dia, terkadang saya ingin mencoba untuk mengetuk pintu hatinya agar
dapat mengerti suatu rasa. Sejak beberapa bulan yang lalu, ada seorang gadis
yang menaruh hati padanya. Dia sangat merasa bahwa separuh hatinya ada pada
laki-laki ini. Setiap hari, si Gadis selalu bertanya dan memikirkan laki-laki
ini. Memori si Gadis terkoneksi penuh dengan laki-laki ini. Dua puluh empat jam
tidak pernah berhenti tersenyum dan tertawa ketika mengingat laki-laki ini. Kemanapun
laki-laki ini pergi, si Gadis selalu mengikutinya seperti layaknya awan yang
mengikuti perputaran bumi di siang hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar